Selasa 09 Apr 2013 21:01 WIB

Gen Kanker Prostat Agresif Ditemukan

Kanker Prostat (ilustrasi)
Foto: HEALTH INFO
Kanker Prostat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menunjukkan pria pengidap kanker prostat yang mewarisi mutasi gen terancam meninggal dunia. Gen BRCA2 terkait dengan kanker payudara turunan, serta kanker prostat, dan kanker rahim.

Kini peneliti mengatakan selain cenderung rentan pada kanker prostat, pria dengan BRCA2 juga lebih cenderung terserang tumor agresif dan sangat sedikit yang bisa bertahan hidup, seperti dilansir laman BBC, Selasa (9/4).

Mereka mengatakan para pria ini harus mendapat perawatan segera demi menyelamatkan jiwa mereka. Sekitar satu dari 100 pria pengidap kanker prostat akan memiliki mutasi BRCA2.

Para pria ini mungkin bisa mendapat pertolongan dari bedah atau radioterapi, bahkan jika penyakit mereka masih berada di tahap awal dan dikategorikan sebagai berisiko rendah, menurut Journal of Clinical Oncology.

Kanker prostat bisa tumbuh dengan sangat lambat atau sangat cepat, dan hal ini sangat sulit diprediksi lebih dini. Beberapa pria bisa saja hidup tanpa mengalami gejala apa pun, meskipun mereka sesungguhnya mengidap kanker ini. Bagi banyak orang, perawatan segera tidak dipandang sebagai hal yang penting.

Namun para peneliti mengatakan pria dengan BRCA2 dan kanker prostat harus diobati sedini dan seagresif mungkin karena tumor mereka kemungkinan akan menyebar.

Prof  Ros Eeles dan rekan-rekannya di The Institute of Cancer Research London dan The Royal Marsden NHS Foundation Trust menemukan kanker prostat meyebar lebih cepat dan berakibat fatal pada pria yang mewarisi gen BRCA2 dibandingkan dengan pria tanpa gen BRCA2.

Prostat adalah kelenjar kecil di panggul ditemukan hanya pada pria. Kelenjar tersebut berfungsi membuat bagian cairan dari air mani di mana sperma berenang di dalamnya.

Kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala sampai kanker telah tumbuh cukup besar untuk mempengaruhi struktur sekitarnya seperti uretra yang membawa urin dari kandung kemih. Hal ini dapat menyebabkan masalah buang air kecil - mulai buang air kecil lebih sering atau kesulitan buang air kecil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement