Rabu 10 Apr 2013 15:49 WIB

Uang Beli Kebahagiaan? Waspadai Jebakan Psikologi

Uang dan Kebahagiaan (ilustrasi)
Foto: CORBIS (RF)
Uang dan Kebahagiaan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Jangan buru-buru marah, ini tidak bermasuk mengaduk-aduk emosi anda yang kebetulan sedang sedih. Setiap orang bisa jadi akan membeli kebahagiaan seandainya mereka bisa, apalagi bila mereka sedang bermasalah.

Begini petunjuknya, anda mungkin seorang yang jago utak-atik gadget, tapi sungguh lebih baik hemat uang anda. Barang-barang mahal, terutama elektronik berada di peringkat bawah yang membuat anda bahagia?

Menurut banyak penelitian, seperti dilansir Real Age, pengalaman, berlibur, melihat pertunjukan, dan menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman berada di deretan peringkat atas.

Ini alasannya. Bersama barang-barang mewah, meski anda telah membelinya, tetap membuka peluang ketidakpuasan dan membuat anda membandingkan dengan barang-barang sejenis, apalagi bila ada versi terbaru dan termutakhir.

Begitu anda tahu ternyata barang yang barusan dibeli lebih murah, lalu ada versi lebih keren, maka lenyaplah kebahagiaan anda. Hmm, tentu bukan jenis kebahagiaan yang anda inginkan bukan?

Sementara pengalaman bisa menjadi kenangan yang berharga, bagian dari anda yang akan menyertai bahkan menyertai pertumbuhan mental anda.

Anda tak bisa memutakhirkan waktu-waktu berharga tersebut. Jadi bukankah sebuah bonus besar menghabiskan waktu bersama  teman dan keluarga. Menurut penelitian, mereka yang kerap beraktivitas bersama teman dan keluarga bisa terlihat 3,5 tahun lebih muda.

Kemudian liburan, tentu semua orang menyukai liburan, tapi belum tentu orang menyukai liburan dalam waktu lama. Dalam sebuah penelitian, juga dilansir oleh Real Age, bila ada pilihan melakukan liburan antara 8 minggu, 4 minggu, 2 minggu hingga 1 pekan saja, ternyata banyak responden yang memilih 4 minggu adalah waktu yang paling pas, tidak terlalu singkat tapi juga tidak terlalu lama.

Memang, semua orang butuh uang untuk hidup, tetapi uang menentukan kebahagiaan?

Lebih baik syukuri keadaan, dan ingatlah banyak orang yang juga tak kurang beruntung dibanding anda. Lebih baik mulailah mencari pengalaman-pengalaman menarik dengan orang-orang yang anda cintai. Anda bisa membuat orang lain lebih bahagia. Siapa tahu, anda berkenalan dengan orang baru yang kian memuluskan karir atau bisnis anda? Itu artinya potensi fulus ikut bertambah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement