Sabtu 27 Apr 2013 21:32 WIB

Seksolog: Antisipasi Turunnya Seksualitas pada Usia Tua

Seks (ilustrasi)
Foto: world-to-day.blogspot.com
Seks (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --  Pakar seksologi dari Universitas Udayana Prof Dr dr Wimpie Pangkahila Sp.And FAACS mengingatkan perlunya antisipasi turunnya seksualitas seseorang pada saat usia tua, karena pembiaran akan menyebabkan ketegangan dalam perkawinan.

"Banyak orang yang tidak menyadari bahwa proses penuaan sudah dimulai pada usia 25-35 tahun. Walaupun pada usia ini tanda penuaan belum tampak, tetapi perubahan yang menuju kepada penurunan berbagai fungsi tubuh telah dimulai," katanya di Surabaya, Sabtu.

Saat menjadi pembicara seminar bertajuk "Seks dan Kualitas Hidup pada Usia yang Bertambah" di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), ia menjelaskan setelah usia 35 tahun, proses penuaan semakin nyata terjadi dan mulai menunjukkan tanda fisik dan keluhan fisik dan psikis.

"Ini berarti, usia yang bertambah sama dengan menurunnya banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi seksual," katanya dalam seminar untuk merayakan Dies Natalis ke-2 Fakultas Kedokteran (FK) UKWMS itu.

Menurut dia, penurunan itu juga akan menurunkan kualitas hidup. Perubahan kemunduran ini seringkali menimbulkan masalah seksual, baik bagi diri sendiri maupun pasangannya.

Karena itu, kata dia, tidak jarang terjadi ketegangan perkawinan pada usia yang bertambah, yang berawal dari masalah seksual. Pada usia pertengahan, keluhan seksual mulai sering disampaikan, baik oleh pria maupun perempuan.

"Tetapi bukan berarti sebelum usia pertengahan keluhan seksual tidak ada. Penurunan fungsi seksual terjadi seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh lainnya," kata Guru besar Fakultas Ketua Prodi Pascasarjana Anti-Aging Medicine, FK Universitas Udayana.

Disfungsi seksual bahkan dapat dijadikan indikator terjadinya proses penuaan dan kondisi tubuh yang tidak sehat. "Membiarkan disfungsi seksual berlangsung lebih lama sama artinya dengan membiarkan munculnya akibat lebih jauh," katanya.

Disfungsi seksual harus diatasi dengan cara yang benar di antaranya menentukan jenis disfungsi seksual yang terjadi, cari penyebab utamanya, pengobatan mengatasi penyebab, pengobatan mengembalikan fungsi seksual (dorongan seksual), bangkitan seksual (khususnya ereksi, perlendiran vagina), dan orgasme pencegahan.

"Upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terjadi disfungsi seksual walau usia bertambah, di antaranya terapkan gaya hidup sehat, pelihara komunikasi yang baik dengan pasangan, termasuk komunikasi seksual, dapatkan informasi seksual yang benar, hindari suasana yang monoton dengan melakukan variasi suasana sehari-hari, penampilan, rangsangan, posisi," katanya.

Selain itu, hindari dan atasi stres, jangan gunakan ramuan atau obat tanpa petunjuk tenaga ahli, jangan percaya iklan tentang berbagai ramuan atau cara yang menyangkut seks, jangan merasa sehat hanya karena tidak ada keluhan.
"Periksa kesehatan secara berkala. Kalau terjadi disfungsi seksual, segera berkonsultasi kepada tenaga ahli," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement