Senin 29 Apr 2013 16:29 WIB

Dada Sering Terasa Nyeri, Mengapa?

Nyeri Dada (ilustrasi)
Foto: blogspot
Nyeri Dada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Dok, saya memang agak gemuk, berat 95 kg dengan tinggi 168 cm. Sebelumnya saya tidak pernah merasa sakit di bagian dada, tetapi sekarang kok suka seperti ada rasa tertekan yang menyakitkan. Mengapa ya Dok? 

 

Rasyid (38 tahun)

 

Jawaban:

Untuk pak Rasyid yang terhormat, terima kasih atas pertanyaan yang diberikan, semoga sehat selalu. Berkenaan dengan gejala seperti rasa nyeri yang terada di dada, maka memang patut diwaspadai kondisi penyakit jantung koroner dimana otot jantung mengalami kerusakan akibat kekurangan pasokan oksigen.

Kondisi ini dapat ditandai dengan problem nyeri atau sakit dada dimana terasa seperti tertimpa beban atau panas terbakar yang dapat menjalar. Nah salah satu faktor yang menjadi pencetus risiko adalah salah satunya obesitas. Di samping problem hipertensi, stress mmerokok, usia, faktor genetik, maupun karena tidak berolahraga.

Nah dalam hal ini terdapat beberapa faktor risiko yang masih dapat dimodifikasi, seperti reduksi berat badan, input makanan sehat bernutrisi, kemudian biasakanlah berolahraga serta melakukan pengelolaan stres sehingga nilai risikonya akan berkurang.

Yang terpenting dalam hal ini untuk memastikan problem yang dihadapi adalah lakukan pemeriksaan dengan EKG (elektrokardiografi) maupun dengan melakukan uji Treadmill Test. Sehingga diketahui apakah penyebab atas gejala tersebut bersumber dari jantung, agar mendapat penanganan sesuai.

Demikian pak yang dapat disampaikan, semoga bermanfaat. Salam (AZ)

 

dr Abdullah Zaini, SpJP

Spesialis Jantung di RS Meilia Cibubur

 

 

 

Kolom Dokter Kita diasuh oleh RS.Meilia Cibubur

Kirim pertanyaan Anda ke email : kesehatan@rol.republika.co.id

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement