Senin 13 May 2013 23:22 WIB

Waspada, Pendapatan Naik Malah Buruk Bagi Kesehatan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Mansyur Faqih
Mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes
Mengukur kadar gula darah pada penderita diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia mendorong peningkatan pendapatan di sebagian masyarakat Indonesia. Namun, perbaikan taraf ekonomi itu menyisakan satu tantangan, yaitu gaya hidup yang tidak sehat.

Kepala Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Imam Subekti, SpPD, KEMD menilai situasi itu sangat mungkin terjadi. Itu bisa dilihat dari semakin ramainya restoran cepat saji dan jumlah kendaraan yang semakin banyak. Sementara tidak lagi terlihat pejalan kaki atau sepeda.

"Ini pertanda, lho. Terjadi perubahan gaya hidup," kata dia di Jakarta, Senin (13/4).

Dari perubahan ini, kata Imam , memungkinkan individu beresiko terkena berbagai penyakit, termasuk diabetes. Karena saat itu seorang individu mulai mengkonsumsi cepat saji, bersosialisasi hingga tengah malam dan jarang beraktifitas atau berolahraga. 

Ia menyatakan tak tahu berapa persen kemungkinan individu dengan pendapatan tinggi terkena diabetes. Yang pasti, sangat mungkin terjadi perubahan pola hidup. "Idealnya, naiknya pendapatan itu berdampak positif bukan sebaliknya," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement