REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengajak orang memakan serangga yang lebih banyak untuk membantu melawan kelaparan dunia. Organisasi Makanan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan memakan serangga dapat meningkatkan nutrisi dan mengurangi polusi dalam laporan terbarunya.
Dalam laporan itu disebutkan lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia sudah menambahkan serangga dalam suplemen diet. Namun, mereka mengakui sifat jijik konsumen menjadi penghalang besar di banyak negara barat.
Tawon, kumbang, dan serangga lainnya saat ini kurang dimanfaatkan sebagai makanan baik untuk manusia maupun ternak. PBB menyebutkan membiakkan serangga untuk makanan merupakan salah satu dari banyak cara untuk mengatasi ketahanan pangan.
"Serangga di mana-mana dan mereka berkembang biak dengan cepat, mereka memiliki pertumbuhan yang tinggi dan memiliki jejak lingkungan yang rendah," begitu isi laporan FAO seperti dilansir BBC, Selasa (14/5).
Para penulis laporan menyatakan serangga bergizi dengan protein tinggi, lemak, dan mineral. Serangga dinilai sangat penting sebagai suplemen makanan bagi anak-anak kurang gizi.
Serangga dinilai lebih efisien untuk diubah jadi makanan. Jangkrik misalnya, hanya membutuhkan makanan 12 kali lebih rendah daripada sapi untuk memproduksi protein dalam jumlah yang sama.
Kebanyakan serangga juga cenderung menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan ternah lainnya. Emisi amonia yang berhubungan dengan pemeliharaan serangga jauh lebih rendah daripada peternakan konvensional.