REPUBLIKA.CO.ID, Data YLI menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit Lupus di Indonesia meningkat dari 12.700 jiwa pada 2012 menjadi 13.300 jiwa per April 2013. Disamping itu, paling tidak lebih dari lima juta orang di seluruh dunia terkena penyakit Lupus, dimana penyakit itu menyerang sebagian besar wanita pada usia produktif.
Selain karena jumlah penderita Lupus yang semakin meningkat, menurut Ketua Yayasan Lupus Indonesia Tiara Savitri, masyarakat memang perlu mewaspadai Lupus karena penyakit ini sulit untuk didiagnosa. "Pengenalan dini pada penyakit ini sangat sulit sebab tidak ada gejala khusus pada orang-orang yang terkena Lupus," ujarnya.
Menurut buku saku YLI, pengelompokan diagnosa Lupus berdasarkan cepat atau tidaknya penyakit itu terdeteksi adalah Early Detection, Mild Lupus, Severe Lupus, dan Life Threatening Lupus. Early Detection adalah kondisi ketika ditemukan gejala penyakit dini Lupus, tetapi hasil laboratorium masih dinyatakan negatif terkena Lupus. Sedangkan pada Mild Lupus, gejala dini ditemukan dan hasil laboratorium pun sudah dinyatakan positif Lupus.
Selanjutnya, Severe Lupus merupakan tahap lebih lanjut ketika penyakit sudah mulai menyerang organ tubuh, dan saat organ tubuh sudah terjejas (sudah terserang) dan menjadi diagnosa yang berdiri sendiri berarti penyakit Lupus telah sampai tahap Life Threatening Lupus.
Namun, Tiara mengatakan penyakit Lupus sejauh ini belum dianggap sebagai suatu masalah kesehatan yang besar, baik oleh masyarakat, para tenaga medis, maupun pemerintah di Indonesia. Oleh karena itu, Ketua YLI itu menyarankan masyarakat untuk mendatangi dokter pemerhati Lupus bila menemui beberapa gejala Lupus. Dokter pemerhati Lupus diantaranya dokter spesialis penyakit dalam, dokter ahli Hematologi, Rheumatology, dan Imunology.
Tiara menganjurkan para odapus (orang hidup dengan penyakit Lupus) untuk menjalankan pola hidup sehat, minum obat yang diberikan dokter secara teratur, mengonsumsi nutrisi seimbang, menghindari keadaan yang membuat stres, dan mencegah kelelahan berlebihan. Meski demikian, Odapus dibolehkan berolahraga sesuai tingkat yang disarankan dokter.