REPUBLIKA.CO.ID, Bila perempuan bisa mengalami menopause yang berarti masa berhentinya menstruasi, hal serupa juga dialami kaum pria. Inilah yang biasa disebut andropause. Bedanya, pada pria muncul gejala tertentu bisa berupa intonasi suara menjadi lebih tinggi, rambut menipis atau botak, kelebihan lemak terutama di bagian perut dan paha sehingga timbul rasa kurang percaya diri.
Selain itu, derajat kesehatan juga cenderung menurun. Beberapa keluhan fisik mulai kerap muncul seperti gangguan pencernaan, insomnia (susah tidur), rasa letih, pegal, dan lain-lain. Ia juga kerap merasa gelisah, tegang, dan lekas marah secara tiba-tiba atau emosi tidak terkontrol, karena merasa tidak nyaman pada perubahan ini.
Gejala-gejala tersebut memang serba tidak mengenakkan. ''Dan semua gejala ini tidak dapat diobati. Kita hanya bisa berupaya agar gejala-gejala itu tidak datang lebih awal, dan menekan risikonya agar lebih minim,'' kata dokter Karmini Sri Mastuti SpOG, spesialis kandungan dari RSAB Harapan Kita. Untuk itu, Karmini memberi beberapa saran. Salah satunya, pilih makanan yang kaya protein, terutama protein nabati (tumbuhan). Misalnya, protein dari kedelai. Ini bisa Anda peroleh dari tahu, tempe, atau susu kedelai.
Sebaliknya, kurangi konsumsi lemak hewani karena mengandung asam lemak jenuh dan kalori yang tinggi. Selain itu, berolahragalah secara teratur dengan intensitas sedang selama kurang lebih 30 menit, dengan frekuensi 3-5 hari setiap minggu. Olahraga, menurut Karmini, dapat menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi obesitas (kegemukan), dan merehabilitasi osteoporosis (pengeroposan tulang). ''Lakukan juga pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin,'' sarannya.