Selasa 11 Jun 2013 14:04 WIB

Puasa Bisa Sembuhkan Penyakit Maag

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Citra Listya Rini
Penderita maag, ilustrasi
Penderita maag, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Berpuasa berarti sistem pencernaan tidak menerima asupan makanan dan minuman selama kurang lebih 14 jam. Selama berpuasa terjadi perubahan metabolisme akibat pembatasan makanan dan minuman.

Menurut ahli gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Ari Fahrial Syam, puasa justru akan menyehatkan lambung dan menyembuhkan bagi yang menderita sakit maag. Pengaturan makan yang baik selama berpuasa, akan memperbaiki dan menyembuhkan penyakit maag.

Berdasarkan penilitian di Paris, dari 13 sukarelawan yang melaksanakan puasa ramadhan, akan terjadi peningkatan pepsin dan asam lambung, juga kadar gastrin. "Namun, akan kembali normal seperti orang sehat setelah puasa," kata Fahrial.

Bagi penderita sakit maag, atau dispepsia, yaitu rasa tidak nyaman di ulu hati, biasanya takut penyakitnya akan kumat gara-gara puasa. Ph lambung akan mengalami perubahan pada sebelum puasa, 10 hari puasa, 24 hari puasa, dan setelah puasa.

Sakit maag bisa terjadi karena makan yang tidak teratur, banyak makan camilan berlemak, minum kopi dan soda sepanjang hari, merokok, dan stres. 

Jika berpuasa, justru akan menyehatkan bagi penderita maag. Karena ketika berpuasa, makan menjadi teratur, makanan cemilan berlemak berkurang, rokok, kopi, dan minuman soda juga berkurang, serta bisa mengendalikan diri. 

"Setelah puasa, maag bisa menjadi sembuh, atau paling tidak keluhannya berkurang," ujar Fahrial.

Selain memperhatikan asupan makanan, minum, obat, kegiatan, juga perlu memenuhi jumlah tidur yang cukup. Ketika sahur dan berbuka puasa, menurutnya hindari makanan yang banyak mengandung gas dan soda. 

Hindari pula makanan yang merangsang pengeluaran asam lambung. Misalnya kopi, sari buah yang asam, dan susu full cream.

Ada lagi kategori makanan lain yang perlu dihindari, baik untuk penderita maag maupun orang sehat agar tak terkena gangguan maag. Makanan tersebut misalnya adalah makanan yang sulit dicerna karena dapat memperlambat pengosongan lambung, keju dan coklat misalnya. 

Apalagi makanan yang menyiksa lambung, yang secara langsung bisa merusak dinding lambung jika dicerna pertama kali sebelum menelan makanan lainnya. Misalnya, makanan yang mengandung banyak cuka, pedas, merica, dan bumbu yang merangsang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement