REPUBLIKA.CO.ID, Hingga saat ini, stroke masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. Gangguan ini merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di dunia, setelah penyakit jantung dan kanker.
Sementara di Indonesia, stroke justru menjadi penyebab kematian nomor satu. Karena itu, sudah selayaknya Anda waspada. Apalagi stroke biasanya datang mendadak. Tak peduli saat orang sedang bersantai, makan, bekerja, bahkan bercanda dengan keluarga, tiba-tiba saja petaka itu datang.
Ahli syaraf dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dokter H Samino SpS(K) menjelaskan, stroke adalah gangguan fungsi otak, akibat terjadinya gangguan aliran darah ke otak. Gangguan ini memang selalu muncul secara mendadak. ''Kalau gangguan fungsi otak yang terjadi bukan karena terganggunya aliran darah maka itu bukan stroke,'' jelas Samino. Aliran darah bisa terganggu karena beberapa sebab, yaitu pecahnya pembuluh darah, atau bisa juga akibat penyempitan/penyumbatan aliran darah ke otak.
Stroke yang diakibatkan penyumbatan aliran darah dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor inilah yang disebut faktor risiko stroke. Hal-hal yang termasuk faktor risiko stroke adalah hipertensi (tekanan darah tinggi), kolestorel tinggi (terlalu banyak lemak), diabetes mellitus (kencing manis), serta penyakit jantung. ''Tapi tidak semua orang yang punya risiko stroke otomatis akan terkena stroke. Tapi mereka berpeluang terkena stroke. Hampir 20 persen dari mereka terkena stroke,'' kata Samino.
Sedangkan stroke akibat pembuluh darah pecah, umumnya dialami orang yang menderita tekanan darah tinggi. Akibat hipertensi yang kronis, tekanan darah akan merusak dinding pembuluh darah, terutama pembuluh yang kecil. Akibatnya, lama-lama terjadi penipisan, dan suatu saat pembuluh darah yang tipis itu akan bisa pecah. Ketika seseorang terkena stroke, pertolongan pertama sangatlah menentukan. Menurut Samino, jika dalam waktu tiga jam pertolongan tidak segera diberikan, maka kerusakan pada jaringan otak penderita akan lebih parah. Ini karena jaringan otak itu berbeda dengan jaringan tubuh lain.
Kekurangan darah maupun oksigen di otak akan berbahaya bagi manusia. Bahkan risiko terburuk bisa menyebabkan korban meninggal. Stroke juga bisa mengakibatkan kelumpuhan maupun gangguan indera lainnya. Hal ini tergantung pada lokasi terjadinya stroke. Kalau stroke terjadi di syaraf yang mengatur fungsi gerak misalnya, maka bisa mengakibatkan kelumpuhan. Sementara jika terjadi di pusat-pusat yang mengatur bicara, maka penderita akan mengalami kesulitan untuk berbicara.