REPUBLIKA.CO.ID, Siapa pun tentu tak mau terkena stroke. Karena itu, langkah pencegahan menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal mencegah stroke, ada yang dinamakan pencegahan primer dan pencegahan sekunder.
Bagi orang yang belum terkena stroke, tapi punya risiko stroke, maka upaya yang bisa dilakukan adalah berusaha menyembuhkan penyakit yang menjadi faktor risiko stroke. Tapi hal itu tidak cukup.
Mereka juga harus melakukan pencegahan dengan cara non-obat. Dalam hal ini, salah satu yang harus diperhatikan adalah pola makan, serta aktifitas fisik yang bisa memperlancar peredaran darah.
''Islam mengajarkan, makanlah bila kau lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Ini artinya, makan itu secukupnya saja,'' kata ahli syaraf dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dokter H Samino SpS(K).
Makan secara berlebihan memang tidak baik. Gara-gara makan berlebihan ini, lemak akan tertimbun di bawah kulit, perut, juga di dinding pembuluh darah, yang akhirnya bisa menimbulkan penyempitan. ''Jadi, makan itu prinsipnya kalorinya cukup, proteinnya cukup, vitamin, mineral cukup. Atau kalau orang awam menyebutnya empat sehat lima sempurna,'' jelas Samino.
Soal anjuran untuk menerapkan pola makan yang baik juga dikemukakan oleh para peneliti dari Radiation Effects Research Foundation, Hiroshima, Jepang. Hasil penelitian mereka yang dirilis oleh Journal of the American Heart Association belum lama ini menyebutkan, buah-buahan dan sayur mayur merupakan kunci diet yang menguntungkan, terutama untuk mencegah stroke. Dalam penelitian yang berlangsung sejak tahun 1980 hingga 1998 ini, diteliti 40 ribu pria dan wanita Jepang yang berbadan sehat. Mereka diwawancarai dan diminta mengemukakan secara detail pola makan mereka sehari-hari.
Dari penelitian itu, diperoleh kesimpulan, konsumsi sayuran berwarna hijau dan kuning yang dilakukan setiap hari bisa mengurangi risiko kematian akibat stroke. Pengurangan risiko mencapai 26 persen dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya. Selain memperhatikan pola makan yang baik, Samino juga menyarankan agar banyak melakukan aktivitas fisik dan berolahraga. Dengan melakukan aktivitas fisik maka aliran darah menjadi lancar. Alhasil, jantung pun menjadi sehat. ''Aktifitas fisik atau olahraganya bisa berjalan kaki atau lari''. Dan yang tak kalah pentingnya adalah gaya hidup sehat harus tetap diupayakan. Sebaliknya, pola hidup yang mengundang stres, kebiasaan mengonsumsi alkohol maupun merokok harus ditinggalkan.