REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini publik hanya mengenal istilah menopause bagi wanita yang sudah lanjut usia. Namun ternyata, anggapan bahwa menopause hanya menimpa kalangan kaum Hawa saja itu salah besar, seorang pria pun bisa terkena risiko menopause.
Andropause merupakan sebutan bagi pria yang mengalami masa-masa penuaan disertai dengan penurunan hormon testosteron. Di Indonesia masih sangat sedikit pria yang sadar akan masalah penurunan hormon mereka.
Andropause telah memengaruhi kehidupan satu dari empat pria akibat aktivitasnya yang secara drastis menurun yang berujung pada penurunan kualitas hidup. Hal ini seiring dengan usia yang bertambah tua dan tingkat testosteron yang semakin berkurang.
Seperti yang terjadi pada Dodi (45 tahun), pengacara kriminal yang sedang berada di puncak kariernya. Pekerjaannya tersebut memerlukan mobilitas tinggi dan banyak menyita waktu. Di tengah kesibukannya, Dodi masih menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan keempat buah hatinya. Akan tetapi, hal itu telah berubah perlahan seiring dengan performa tubuhnya yang semakin menurun.
Dia menjadi semakin pelupa dan mudah marah, berat badannya meningkat meskipun nafsu makannya berkurang. Kariernya terancam akibat fokus dan staminanya yang menurun drastis saat bekerja. Ditambah dengan gairah bercinta dan keintimannya yang kian memudar dengan sang istri akibat libidonya yang berkurang. Intinya, kualitas hidupnya merosot.
Setelah melakukan konsultasi dengan dokter, ternyata yang sedang Dodi alami merupakan akibat dari penuaan yang terjadi seiring bertambahnya usia. Hal ini mengejutkan Dodi karena sebelumnya dia tidak pernah terpikir bahwa seorang lelaki bisa terkena gejala ketidakseimbangan hormon dan bahkan mengalami andropause.
Dr Alvin Ng, pakar endokrinologi pada The Endocrine Clinic Mount Elizabeth Novena Hospital, mengungkapkan andropause yang terjadi pada kaum Adam berbeda dengan menopause yang dialami wanita. “Fungsi seksual maupun fertilitas tidak berhenti sama sekali pada laki-laki yang mengalami gejala andropause, namun terjadi penurunan secara bertahap,” katanya.
Dia pun menyarankan setiap pria melakukan pengobatan jika sudah mengalami ciri-ciri andropause. “Ketidakseimbangan ini dapat membuat Anda merasa seperti kalah dalam ‘pertempuran’ dan berjuang untuk mengatasinya di antara hari-hari penuh tuntutan pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial.” Alvin menyebutkan beberapa gejala andropause, di antaranya kekurangan energi dan cepat merasa lelah, libido rendah, dan disfungsi ereksi.
Jika seorang pria mengalami satu atau lebih gejala-gejala andropouse, mungkin saja sedang mengalami ketidakseimbangan endokrin. Endokrinologis dapat melakukan pengetesan dan melakukan sejumlah diagnosis juga latihan untuk memperbaiki ketidakseimbangan tersebut. “Banyak dari pria mengabaikan ini sebagai efek dari penuaan yang membuatnya untuk tidak mencari pengobatan,” ujarnya.