Sabtu 27 Jul 2013 07:29 WIB

Disfungsi Ereksi, Bisakah Disembuhkan?

Konsultasikan masalah disfungsi ereksi pada dokter/ilustrasi
Foto: webmd.boots.com
Konsultasikan masalah disfungsi ereksi pada dokter/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dokter Zubairi Yth, Saya seorang laki-laki berusia 54 tahun, diketahui sakit kencing manis sejak tujuh tahun yang lalu. Masalah saya sekarang adalah impotensi, hubungan dengan istri terasa amat terganggu. Sebetulnya istri saya tidak mengeluh, namun saya sebagai laki-laki merasa amat tertekan. Apakah impotensi yang saya alami dapat disembuhkan? Saya sudah berobat ke beberapa orang pintar dan sinshe, namun belum ada kemajuan.

Selain itu saya juga merasa kesemutan pada kedua tungkai dan penglihatan saya menjadi kurang jelas saat membaca. Dokter, bukankah gangguan penglihatan pada pria seusia saya wajar saja? Walaupun kadar gula darah saya berkisar antara 200-300 mg%, namun kesehatan saya secara umum cukup baik. Saya masih bekerja setiap hari di sebuah bank nasional. Dok, bagaimana saya mengatasi masalah ini, dan ke mana saya harus berobat? 

Arnold, Manado

 

Jawaban:

Pak Arnold Yth, 

Impotensi, atau istilah yang lebih tepat disfungsi ereksi, adalah ketidakmampuan seseorang untuk mencapai atau mempertahankan ereksi dalam waktu yang cukup untuk bersenggama secara memuaskan. Apakah definisi tersebut sudah tepat menggambarkan masalah yang Pak Arnold hadapi? Sebab istilah impotensi terkadang ditafsirkan sangat luas, misalnya banyak pasien yang mengeluh impoten ternyata yang dialami adalah ejakulasi dini. 

Masalah disfungsi ereksi (DE) ini merupakan masalah yang dialami oleh banyak pria di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, di Asia pada tahun 1995 terdapat sekitar 87 juta pria yang menderita DE. Peristiwa ereksi terjadi melalui gabungan kerjasama antara otak, susunan syaraf tepi, dan pembuluh darah di penis. Rangsang seksual diramu oleh otak kemudian diteruskan oleh sistem syaraf tepi sampai ke penis sehingga terjadi peningkatan aliran darah masuk ke penis serta tertutupnya aliran darah ke luar penis, sehingga penis menjadi memanjang, kaku dan keras. 

Proses penghantaran rangsang dibantu oleh kerja beberapa hormon tertentu. Berdasarkan mekanisme itu maka penyebab DE dapat dibagi menjadi penyebab organik dan non-organik. Penyebab non-organik yaitu masalah psikis, misalnya depresi atau ada masalah dengan pasangan. Sedangkan penyebab organik disebabkan oleh penyakit/kondisi medis tertentu yang menyebabkan gangguan pada syaraf tepi, gangguan hormonal atau gangguan pada pembuluh darah. Penyakit/kondisi medis yang sering dikaitkan dengan timbulnya DE adalah diabetes mellitus (DM), hipertensi, kolesterol tinggi, hipogonadism, gangguan pada syaraf, konsumsi beberapa obat tertentu (misalnya antihipertensi, obat penenang, antiepilepsi, antiandrogen), penggunaan narkoba, minum alkohol, gagal ginjal, pasca pembedahan di daerah panggul, dan lain-lain. 

Biasanya DE tidak disebabkan oleh satu faktor saja tetapi merupakan gabungan dari beberapa faktor. DM dan DE saling berkaitan. Sekitar 60 persen pria dengan DM dan penyakit jantung iskemi ternyata menderita DE. Akibat DM yang tidak terkontrol maka akan terjadi komplikasi-komplikasi lanjutan. Selain DE juga bisa terjadi komplikasi lain yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Sebut saja misalnya, gangguan pada pembuluh darah seperti pembuluh darah koroner sehingga timbul penyakit jantung koroner, pembuluh darah di tungkai, di otak sehingga risiko stroke meningkat, juga di ginjal sehingga terjadi gagal ginjal, serta di mata. Gangguan penglihatan yang dialami Pak Arnold selain karena usia juga kemungkinan karena sudah timbul komplikasi pada pembuluh darah retina mata. 

Komplikasi lain adalah gangguan pada syaraf tepi, disebut neuropati yang salah satu keluhannya adalah kesemutan. DE pada penderita DM disebabkan karena terjadinya neuropati ditambah dengan adanya gangguan fungsi pembuluh darah. Selain itu terkadang penderita DM juga mengalami kecemasan akibat penyakitnya tersebut sehingga dapat juga menjadi faktor yang mempengaruhi timbulnya DE.

Jadi penanganan masalah Pak Arnold sekarang terutama adalah mengontrol DM sehingga komplikasi yang terjadi tidak bertambah parah disertai dengan penanganan DE yang dikeluhkan. Kadar gula darah Pak Arnold saat ini belum terkontrol dengan baik. Seharusnya untuk gula darah puasa, kadarnya berkisar antara 80-120 mg% dan kadar gula darah dua jam setelah makan adalah 120-160 mg%.

Untuk mengontrol kadar gula darah pada DM, ada tiga hal yang perlu dilakukan yaitu diet, olahraga dan jika tidak teratasi diperlukan pemberian obat antidiabetes.

DE dapat disembuhkan, namun sebelumnya perlu diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. Jika saat ini Bapak mengkonsumsi obat yang mempunyai efek samping dapat menyebabkan DE, mungkin dapat diganti dengan obat lain yang mempunyai efek terapeutik sama tetapi tidak menimbulkan DE. Selain itu jika ada masalah psikis maka perlu dilakukan penanganan khusus oleh psikiater. Saat ini telah ditemukan berbagai cara untuk mengatasi DE karena penyebab organik. Terapi awal, dapat dimulai dengan pemberian obat sildenafil untuk diminum. Atau, dapat juga melalui pemakaian alat pompa vakum. Tahap kedua, bila tahap awal tidak menolong, dengan suntikan obat langsung ke penis atau pemasangan alat di penis, dan terakhir adalah tindakan pembedahan. 

Untuk menentukan jenis pengobatan yang sesuai untuk Pak Arnold diperlukan pemeriksaan awal yang lengkap dan seksama terlebih dahulu sehingga dapat diketahui derajat penyakitnya serta dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebabnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement