REPUBLIKA.CO.ID, Kebiasaan melahap makanan rendah serat ternyata bisa memicu penyakit kanker usus besar. Di dunia, kanker usus besar sudah menjadi penyakit keempat yang paling banyak diidap. Sedangkan di Tanah Air penyakit ini masuk dalam jajaran kelima urutan kanker. Frekuensinya bertambah terus.
Aru Sudoyo, spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan hematologi dan onkologi medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan pemicu kanker usus besar datang dari pengaruh lingkungan. ''Sebanyak 85 persen lingkungan, 15 persen keturunan,'' kata dia. Artinya, kebiasaan makan lebih memengaruhi terjadinya penyakit ini ketimbang adanya riwayat keluarga yang mengidap kanker.
Kebiasaan menyantap makanan yang dimasak dalam suhu terlalu tinggi memicu terjadinya kanker ini. Contohnya ialah kentang goreng. ''Begitu juga membakar dan merebus pada suhu tinggi,'' kata dia, dalam acara cooking for cancer yang digelar beberapa waktu lalu di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan. Sedangkan hobi memakan daging yang tinggi lemak dapat mengakibatkan tingginya asam empedu hingga mengiritasi usus.
Pemanasan makanan secara berulang pun tidak sehat. Ahli gizi, Andang Gunawan, mengatakan makanan yang dipanaskan berkali-kali menyebabkan makanan kehilangan gizinya. ''Istilahnya makanan mati,'' kata dia.
Akibatnya tubuh harus bekerja ekstrakeras mencerna ampas makanan. Di sinilah fungsi sayur dan buah, yaitu sebagai pelawan gangguan dalam tubuh.