REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kaum perempuan lebih rentan tertular virus HIV dibandingkan laki-laki dilihat dari sisi biologis dan hubungan sosial. Hal ini disampaikan Ketua Pokja CST Komisi Penanggulangan AIDS Bali, Tuti Parwati Merati.
"Pada banyak kasus, sering ditemukan seorang istri yang hanya diam di rumah dan pada saat gadis tidak melakukan perilaku berisiko ternyata terkena HIV. Mereka tertular dari suaminya yang melakukan hubungan seksual bergonta-ganti pasangan," kata Tuti di Denpasar, Selasa (20/8).
Menurutnya, yang membidangi pokja Pengobatan, Perawatan dan Dukungan (CST) bagi penderita HIV/AIDS, kaum laki-laki posisinya jauh lebih bisa menentukan nasib dirinya untuk tertular atau tidak, serta mencari cara supaya tidak menularkan dibandingkan kaum perempuan.
"Ditinjau dari segi biologis, bentuk organ reproduksi perempuan memungkinkan lebih banyak menampung cairan sperma yang kemungkinan mengandung virus HIV. Apalagi kondom khusus perempuan belum dijual bebas, harganya jauh lebih mahal dibandingkan kondom untuk pria dan kurang diminati pemakaiannya," ujar Tuti.
Dari sisi sosial, perempuan harus mengemban tugas rangkap. Tidak hanya di ranah domestik dengan berbagai kegiatannya mengurus rumah tangga dan tak sedikit harus bekerja. Akibatnya perempuan seakan tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri dan kondisi kesehatannya.
"Kaum perempuan seringkali baru memeriksakan dirinya sangat terlambat ketika sudah dalam kondisi sakit dan sudah pada fase AIDS. Demikian juga terkait akses informasi, ketika ada sosialisasi HIV/AIDS, kerapkali yang diprioritaskan mendapatkan informasi hanya kaum pria," kata Tuti.
Kunci tidak menularkan HIV, kata guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu, sebenarnya terletak pada kaum laki-laki. Masalahnya apakah mereka mau membuat perubahan atau tidak dan tidak menularkan pada pasangan dengan memakai kondom?
"Harapan kami perempuan bisa lebih waspada, sadar dan mendapatkan informasi kesehatan secara seimbang. Memang peran perempuan dalam rumah tangga cukup berat, namun harus sensitif membaca keadaaan lingkungan termasuk perilaku suami," ujar Tuti.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, secara kumulatif dari 1987-Mei 2013, jumlah perempuan di Pulau Dewata yang mengidap AIDS sebanyak 1.149 orang, dan HIV sebanyak 1.642 orang. Sementara laki-laki pengidap AIDS sebanyak 2.554 orang dan pengidap HIV sebanyak 2.511 orang.