REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Gigi susu lebih rentan berlubang secara anatomi daripada gigi permanen sehingga perawatannya harus dimulai sejak dini, kata seorang pakar kesehatan gigi.
"Gigi susu lebih rentan berlubang, sehingga bila dibiarkan, dapat menyebabkan rasa sakit, abses dan tanggal sebelum waktunya," kata Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia Prof Dr Eky S. Soeria Soemantri, drg Sp.Ort (K) di Jakarta, Senin.
Eky mengatakan, bila gangguan tersebut kerap terjadi pada gigi susu, dapat menyebabkan tulang rahang tidak tumbuh secara maksimal, sehingga ketika gigi permanen tumbuh, tidak mendapat ruang yang cukup dan akhirnya gigi tumbuh secara berjejal.
Eky menambahkan, masalah pada gigi susu juga berakibat pada gangguan fungsi pengunyahan dan kesulitan pelafalan huruf dalam berbicara.
"Kalau gigi susu pada anak seringkali sakit, anak akan memilih-milih makanan yang hanya dapat mereka kunyah. Sehingga gizi yang diberikan menjadi kurang maksimal," ujar Eky.
Menurut Eky, gigi susu tumbuh lengkap dengan jumlah 20 buah pada gusi anak berumur empat tahun, kemudian mulai tanggal dan berganti dengan gigi permanen sejak usia enam hingga 12 tahun.
Pada usia tersebut, lanjut Eky, anak sedang dalam masa pertumbuhan dan sangat membutuhkan gizi lengkap untuk mendukung perkembangan otak maupun fisiknya.
"Untuk itu, pada usia tersebut, gigi susu pada anak sangat penting untuk pencernaan makanan. Jadi, perlu dirawat agar tidak terlalu sering sakit," ujar Eky.