REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia atau PPHI Rino A Gani menyatakan bahwa hepatitis adalah penyakit mematikan yang tidak memiliki gejala spesifik.
"Kondisi ini menyebabkan banyak penderitanya tidak sadar dan tidak tahu bila mereka telah menderita hepatitis. Ini sering disebut dengan 'silent killer'," kata Rino saat dijumpai di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, Selasa (3/9).
Rino menjelaskan bahwa gejala penyakit ini secara spesifik baru akan muncul setelah hepatitis menjadi semakin parah atau sekitar sepuluh tahun kemudian. "Gejala awalnya itu tidak spesifik, karena biasanya penderita hanya merasa mual, cepat lelah, lemas, dan capek. Ini kan tidak bisa langsung dihubungkan dengan hepatitis karena tergolong umum," jelas Rino.
Bila timbul gejala seperti kulit dan mata yang menguning, serta air seni yang berwarna gelap, itu membutuhkan waktu hingga hati mengalami infeksi akut.
Selanjutnya Rino menjelaskan bahwa sirosis dan kanker hati merupakan hasil akhir dari infeksi virus hepatitis yang kronik. Hanya saja, sejak terserang penyakit tersebut lalu dari hepatitis menuju sirosis hati membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 40 tahun.
"Dari sirosis minimal butuh 20 sampai 30 tahun, sementara kanker hati berkembang 20 sampai 30 tahun," kata Rino.
Hanya saja Rino menambahkan bahwa bila penderita tidak mendapatkan terapi yang tepat, maka diperkirakan sekitar delapan hingga dua puluh persen pasien hepatitis kronik akan menjadi sirosis hati dalam waktu lima tahun. Fakta mencemaskannya, dua puluh persen di antaranya berkembang menjadi gagal hati dalam lima tahun berikutnya.