Senin 23 Sep 2013 00:20 WIB

Rajin Bergerak Kurangi Risiko Penyakit Tidak Menular

Rep: Dwi Murdianingsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Olahraga lari  (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Olahraga lari (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rendahnya aktivitas fisik alias malas bergerak kini menjadi salah satu penyebab meningkatnya faktor risiko penyakit tidak menular. Bukan hanya berpotensi diderita oleh orang tua, malas bergerak kini menjalar kepada generasi muda. Apalagi, kini makin banyak kemudahan yang membuat masyarakat kian malas bergerak. Misalnya, penggunaan lift ketimbang naik turun tangga secara manual.

Pola hidup santai kini menjadi salah satu tantangan kesehatan dalam jangka panjang seperti obesitas, jantung dan diabetes. Di Indonesia, tren ini sudah mengemuka. Data kementrian pendidikan dan kebudayaan menunjukkan bahwa 45 persen siswa SD, SMP, SMK di 17 propinsi di Indonesia berada pada tingkat kebugaran yang kurang.

Sport Physician Head and Senior Consultant Changi Sport Medicine Centre, Benedict Tan mengatakan idealnya setiap pekan, masyarakat meluangkan waktu untuk beraktivitas sekitar 150 menit.  Alokasi waktu ini harus dilakukan setiap hari.

 

“Ketika bergerak, atau beraktivitas kondisi tubuh kita dalam keadaan baik. Sebaliknya, ketika kita tidak beraktivitas, grafik parameter kesehatan dalam tubuh  kita menunjukkan berada di bawah,” ujar Ben.

Ben mengatakan dengan beraktivitas, bergerak, atau melakukan latihan kebugaran masyarakat bisa lebih fokus dan memiliki konsentrasi yang lebih baik ketika bekerja. Di Singapura, kata Ben, aktivitas bergerak selalu disarankan oleh para dokter. 

Ketika melakukan diagnosa penyakit, pasien tidak hanya diperiksa detak jantung dan tekanan darahnya, namun aktivitas apa saja yang biasa dilakukan.

Jika pasien sakit, maka dokter akan memberikan resep tambahan berupa aktivitas yang disarankan agar pasien segera sembuh. Tambahan aktivitas yang disarankan ini terbukti bisa mengurangi konsumsi obat yang diperlukan. Atinya, gaya hidup aktif bisa menjadi salah satu cara menyembuhkan penyakit.

Vice President American College of Sport Medicine Adrian Hutber mengatakan dalam bergerak atau latihan fisik tidak selalu harus dilakukan dengan alat-alat atau cara mahal. Semua orang bisa memodifikasi latihan fisik agar terasa lebih enak.

Latihan fisik, tak harus dilakukan dengan fitness atau pergi ke gym. Latihan fisik juga bisa dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan.

Misalnya dengan push-up atau berjalan kaki. Yang penting, masyarakat bisa menjalankannya dengan konsisten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement