REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Keluarga diminta menerapkan aturan jelas mengenai pemakaian televisi, telepon genggam dan perangkat media lain. Ini termasuk, pembatasan waktu menonton anak-anak minimal satu-dua jam perhari.
Hal itu diungkapkan Dewan Akademi Kedokteran Anak Amerika (AAP), sebagai respon jumlah jam menonton anak yang tak lagi terbatas. "Kami bukan media massa. Tapi kami menyukai media, pertanyaannya bagaimana menggunakannya secara baik," kata Dr. Marjorie Hogan, anggota AAP, seperti dikutip Reuters, Selasa (29/10).
Menurut Hogan, media bisa mempengaruhi hidup anak-anak secara positif. Misalnya saja, Sesame Street. Tayangan ini membantu anak-anak pra-sekolah untuk belajar mengembangkan empati, misalnya. "Untuk remaja, keterhubungan, menjadi terhubung dengan teman sebaya, mempunyai peluang untuk mengembangkan diri, bisa menjadi suatu hal yang sangat positif," katanya.
Saat ini, rata-rata anak menghabiskan sekitar delapan jam di depan layar setiap hari.
Hal itu membuat waktu di depan layar menjadi kegiatan utama pada orang muda, setelah tidur.
"Lebih dari sepuluh tahun terakhir ... jumlah hari yang diberikan bagi anak-anak untuk menikmati media -- sebagai tempat anak-anak bermain dan menghabiskan waktu, semakin meningkat," kata Amanda Lenhart.
Lenhart memimpin penelitian terhadap remaja, anak-anak dan keluarga pada Pew Research Center untuk proyek Kehidupan Amerika dan Internet serta terlibat dalam rekomendasi baru itu.
"Kami melihat semakin banyak anak mendapat akses menggunakan telepon genggam," kata Lenhart.
"Sudah pasti anak-anak Anda lebih memiliki perangkat komputer di kantongnya ketimbang satu dasawarsa silam."
Namun, TV masih menjadi "raja media" yang digunakan anak-anak dan remaja, kata Hogan.
"Lebih banyak anak yang menonton televisi dibanding jenis media lain," katanya.
Lenhart mengatakan bahwa ia merasa bahagia Dewan mencoba berjalan ke jalur tengah dengan membantu orangtua dan sekolah untuk mencari cara pemakaian media yang bisa membantu dan tidak berbahaya. "Saya merasa senang melihat setidaknya ada usaha untuk menyeimbangkan sisi buruk dan sisi baik," kata Lenhart.
Banyak organisasi hanya memusatkan perhatian mengenai cara-cara televisi dan jenis media lain sebagai sesuatu yang buruk bagi anak-anak, katanya.
Sejalan dengan pembatasan waktu menikmati layar dan menjauhkan perangkat internet dari kamar anak-anak, orangtua harus memantau apa yang anak-anak dapat dari internet. Orangtua juga harus menonton televisi dan film bersama mereka, demikian pernyataan tersebut.
"Anak-anak berusia di bawah dua tahun sebaiknya tidak menonton layar TV, karena mereka pada usia yang 'tidak mendapat keuntungan' dari tontonannya," kata Hogan.