Sabtu 09 Nov 2013 02:00 WIB

Berbicara Dua Bahasa Mampu Hindarkan Penyakit Lupa

Rep: Ani Nursalikah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pelupa/ilustrasi
Foto: wonderwoman.in
Pelupa/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, HYDERABAD -- Orang yang berbicara dua bahasa terbukti mampu menunda demensia atau menurunnya ingatan. Hal ini berlaku meski orang tersebut tidak mampu membaca.‬

‪Berdasarkan penelitian di jurnal Neurology Amerika Serikat, temuan tersebut merupakan yang pertama menunjukkan manfaat berbicara dua bahasa terhadap orang yang buta huruf. Ilmuwan meneliti 648 orang di India. Mereka semua didiagnosa dengan demensia. Usia mereka rata-rata 66 tahun.‬

‪Ketika menganalisa data, mereka menemukan responden yang berbicara dua bahasa mulai menderita demensia empat setengah tahun lebih lama dibandingkan mereka yang hanya berbicara satu bahasa.

Perbedaan ini tetap ada terlepas mereka mampu membaca atau tidak.‬ Sebanyak 14 persen dari mereka buta huruf.  Penyakit lupa lainnya, seperti Alzheimer dan demensia pembuluh darah, juga tidak ditentukan faktor pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan wilayah tempat tinggal. 

"Penelitian kami adalah yang pertama yang melaporkan mengenai manfaat bebicara dua bahasa di kalangan orang yang tidak bisa membaca," ujar peneliti Suvarna Alladi dari Nizam Institute of Medical Sciences di Hyderabad, India, seperti dilansir AFP, Jumat (8/11). 

Menurutnya, hal ini menunjukkan tingkat pendidikan seseorang tidak berpengaruh dengan daya ingat. Dengan berbicara dua bahasa akan meningkatkan bagian di otak yang berfungsi memberi perhatian dan melakukan tugas. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement