REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) M Hayatie Amal mengatakan banyak pria yang kurang percaya diri dengan staminanya sehingga mengkomsumsi obat penambah stamina.
"Kaum pria kurang percaya diri dengan staminanya, sehingga banyak yang mengkonsumsi penambah stamina," kata Hayatie di Jakarta, Jumat (8/11).
Dari hasil pengawasan rutin yang dilakukan BPOM periode Oktober 2012 hingga Oktober 2013, ditemukan sebanyak 59 obat tradisional yang mengandung Bahan Kimia Obat (BKO). Sebagian besar dari temuan itu adalah obat penambah stamina.
"Dari hasil pemeriksaan BPOM, sebagian besar obat penambah stamina itu mengandung BKO Sildenafil, yang mengancam jantung," jelas dia. BKO yang digunakan seperti Paracetamol, Sildenafil, Fenilbutason, Prednison, Tadalafil, Teofilin dan lainnya.
Dampak dari penggunaan bahan kimia obat yang tidak sesuai, tambah Hayatie, dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. kekurangan sel darah putih, tukak lambung, kematian jaringan ginjal, hingga kekurangan trombosit.
"Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang didominasi obat pelangsing. Pada tahun ini, didominasi obat penghilang rasa sakit, rematik, serta penambah stamina."
BPOM juga melakukan penarikan terhadap 59 item obat tradisional itu. Rata-rata obat tradisional itu tidak memiliki izin edar. "Ada dua obat tradisional yang memiliki izin edar, dan sudah kami cabut," kata Hayatie.
Ia mengharapkan masyarakat tidak sembarangan dalam mengkonsumsi obat dan perlu memperhatikan komposisi, perusahaan yang memproduksi hingga izin edar.
"Kami juga meminta pada pelaku usaha untuk menghentikan kegiatan memproduksi obat tradisional dengan BKO tersebut," pinta Hayatie.