Rabu 20 Nov 2013 17:15 WIB

WHO Target Produksi Vaksin Malaria Tahun 2030

(Illustrasi) Nyamuk Anophles, penular Malaria
(Illustrasi) Nyamuk Anophles, penular Malaria

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON DC — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mitra-mitranya, Rabu (20/11), mengumumkan tujuan baru untuk menemukan vaksin berlisensi sebelum tahun 2030 yang akan mengurangi kasus malaria secara tajam dan pada akhirnya menghilangkan penyakit itu.

Seperti dikutip voanews.com, peta Jalan Teknologi Vaksin Malaria 2013 diresmikan di Washington. Peta jalan ini memperluas ruang lingkup riset vaksin, menyerukan vaksin yang dapat mengurangi kasus malaria sampai 75 persen dan yang cocok digunakan di semua daerah endemik. Malaria berdampak di hampir 100 negara dan wilayah, terutama di sub - Sahara Afrika.

Dr. Vasee Moorthy dari Departemen Imunisasi dan Vaksin WHO mengatakan data terbaru WHO memperkirakan ada 660.000 kematian setiap tahun. Atau sekitar 2.000 kematian terjadi setiap hari karena malaria. Sebagian besar kematian itu terjadi pada anak-anak balita di Afrika, tetapi ada juga kematian di beberapa bagian di Amerika, Timur Tengah dan Asia. Dan dalam hal jumlah kasus, kematian tersebut disebabkan oleh sekitar 219 juta kasus malaria.

Meskipun masih belum ada vaksin malaria yang berlisensi, sejumlah kemajuan telah dicapai dalam mengurangi kasusnya. Kemajuan ini berkat diagnosis yang lebih baik, obat-obatan, kelambu berinsektisida dan pengendalian populasi nyamuk, yang membawa parasit malaria.

“Kami melihat 26 persen pengurangan angka kematian karena malaria secara global dalam satu dasawarsa terakhir. Jika kita bisa berhasil mengembangkan vaksin malaria, itu bisa melengkapi berbagai langkah pengendalian malaria ini,” tambah Moorthy.

Selanjutnya Dr. Moorthy mengatakan Peta Jalan Teknologi Vaksin Malaria 2013 ini merupakan pengembangan dari peta jalan awal yang diungkap tahun 2006. “Targetnya sekarang lebih ambisius – peta jalan ini sekarang diperluas untuk mencakup Plasmodium vivax serta falciparum. Jadi falciparum adalah bentuk malaria yang menyebabkan sebagian besar kematian, tapi vivax tidak disertakan sebelumnya,” ungkap Moorthy.

Ada 27 kandidat vaksin malaria dalam percobaan klinis. Kandidat yang paling canggih, RTS, S/AS01, sedang dalam uji coba tahap III. Hasilnya akan diketahui pada tahun 2015, lalu akan ditinjau dari segi regulasi. Peta Jalan Teknologi Vaksin Malaria adalah upaya kolaborasi yang dipimpin oleh WHO, bersama dengan Amerika dan Eropa dan lembaga pemerintah, donor, pengembang dan LSM.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement