REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Leukemia limfositik kronis adalah jenis kanker darah dan sumsum tulang. Semua orang mencoba untuk melawan penyakit ini. Perawatan standar seperti kemoterapi sering kali tidak berhasil.
Douglas Olson, salah satu pasien yang menderita penyakit itu tidak menyerah, dia bersemangat mencoba pengobatan klinis jenis baru bernama imunoterapi dan itu berhasil.
Imunoterapi T-sel adalah pengobatan jenis baru yang menggunakan sistem kekebalan tubuh orang itu sendiri untuk melawan kanker.
Untul Olson, dokter mengambil T-sel miliknya, sejenis darah putih, kemudian melakukan rekayasa genetik di laboratorium kemudian membenamkan T-sel itu kembali ke dalam tubuhnya.
Setelah T-sel hasil rekayasa genetik itu berkembang di dalam tubuhnya, maka mereka akan menjadi sel pembunuh berantai yang menyerang sel-sel kanker.
"Ide untuk menggunakan sistem kekebalan tubuh manusia itu sendiri untuk mengobati kankernya adalah ide yang sudah dipikirkan sejak bertahun-tahun lalu," kata Direktur Penelitian Darah dan Transplantasi Sumsum di Universitas Pennsylvania, David L Porter, dilansir dari Symptomfind, Jumat (17/1).
Lebih dari tiga tahun kemudian, Olson yang saat ini berusia 60 tahun itu sembuh total. Dia bahkan bisa berlari maraton dan menggendong anaknya. Sistem kekebalan tubuh Olson membuatnya bisa melakukan pekerjaan berat apapun.
Setiap pengobatan biasanya memberikan efek samping. Nah, imunoterapi biasanya akan membuat apsien menunjukkan gejala mirip flu dan demam tinggi, mual, nyeri otot, dan kadang masalah pernapasan dan darah rendah. Namun, itu adalah gejala normal dan obat dari dokter akan meredakannya.
Sekitar 48 ribu kasus pasien didiagnosis menderita leukimia pada 2013 di Amerika, berdasarkan data American Cancer Society. Sekitar 23 ribu di antaranya diperkirakan meninggal.
Pengobatan imunoterapi yang juga disebut terapi biologis alias bioterapi ini akan membantu banyak orang, termasuk mereka yang menderita leukemia limfoblastik akut. Sejauh ini, pengobatan ini sangat menjanjikan di Amerika.