REPUBLIKA.CO.ID, Dr Heru H Oentoeng M Repro SpAnd dari Asosiasi Seksologi Indonesia mengingatkan, pria yang bermasalah dengan soal kekerasan ereksi jangan menganggap remeh masalah ini. Ia menyarankan, untuk segera melakukan konsultasi ke dokter untuk mengidentifikasi penyebab utama kekerasan penis yang tidak optimal. Terapi farmakologis dapat menjadi salah satu jalan keluarnya.
Ia juga mengingatkan, agar menghindari penggunaan obat-obat kuat di pinggir jalan. “Tidak jelas pembuatannya,” katanya. Selain itu, Heru mengingatkan pula, untuk mewaspadai obat-obat palsu yang beredar di pasaran. Obat-obat itu biasanya tidak melalui uji klinis sebelumnya, dibuat di tempat yang kurang higienis, bahkan kadang mengandung bahan-bahan beracun.
Kalaupun menggunakan terapi farmakologis, ia mengingatkan, agar tidak bergantung pada obat kuat. “Setelah dinyatakan sembuh, hentikan. Tidak perlu lagi mengonsumsi obat,” katanya.
Gangguan ereksi bisa dihindari dengan olahraga. Dr Rachmad Wisnu Hidayat SpKO menjelaskan, olahraga 15–30 menit setiap hari secara teratur menyehatkan tubuh, melancarkan peredaran darah, termasuk di bagian genital sehingga dapat meningkatkan libido.
Pakar Dokter Olahraga dari FKUI ini menambahkan, perlunya olahraga khusus, yakni senam kegel. Selama ini, senam tersebut hanya dikenal dan dilakukan perempuan, ternyata pria pun dianjurkan mela kukannya. Saat melakukan senam kegel, otot-otot dasar panggul menjadi aktif bekerja. “Makanya, senam kegel ini bagi pria berperan pada proses ereksi sebagai terapi untuk mengendalikan ejakulasi prematur dan memperbaiki fungsi ereksi,” tuturnya.