REPUBLIKA.CO.ID, Mengorek telinga dalam keadaan basah sangat tidak disarankan. Jadi, jangan langsung membersihkan telinga sehabis keramas atau berenang. Mengapa demikian? Kulit liang telinga termasuk tipis dan mudah koyak pada saat basah, sehingga memudahkan terjadinya peradangan dan infeksi yang menyebabkan liang telinga bengkak. Orang yang mengalaminya akan merasakan nyeri hebat.
Kelainan ini disebut otitis eksterna, ujar Dr Elvie Zulka SpTHT yang juga praktik di Medicare Clinic, Menara Kadin, Jakarta Selatan. Banyak risiko yang menghantui orang yang mengorek telinga dengan menggunakan cotton buds atau q tips. Selain membuat serumen terdorong lebih dalam, perilaku itu juga dapat mengoyak dinding liang telingga hingga berdarah, infeksi liang telinga, hingga perforasi gendang telinga.
Andaikan kotoran telinga atau serumen sudah mengeras dan membatu, sebaiknya datangi dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorok (THT). Dokter akan membantu mengeluarkan kotoran telinga dengan menggunakan pengait serumen. Sebelumnya, dokter akan mengirigasi telinga dengan air hangat lalu menyedot kotoran dengan menggunakan suction. Kotoran yang sudah membatu bisa dibuat lunak dengan meneteskan zat seruminolisis, contohnya karbogliserin, sebanyak tiga kali sehari selama tiga hari.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pengangkatan. Secara turun-temurun, orang tua banyak yang menggunakan mulutnya untuk menyedot telinga anandanya setelah mandi. Mereka menganggap cara ini ampuh mengeringkan dan membersihkan telinga bayinya. Cara ini tidak disarankan, kata Elvie. Orang tua cukup membersihkan ujung lubang liang telinga saja.
Gunakan cotton buds yang telah diberi baby oil. Cotton buds tidak boleh dimasukkan ke dalam liang telinga karena akan mendorong serumen lebih dalam, sehingga mudah mengeras dan menyulitkan ekstraksi serumen. Sebaiknya, cek tiga sampai enam bulan sekali ke dokter THT sekaligus untuk membersihkan telinga, saran Elvie.