REPUBLIKA.CO.ID, Pepatah Inggris mengatakan, satu butir apel sehari menjaga diri dari bertemu dokter. Apel merupakan makanan sehat. Terutama jika dimakan bersama kulitnya.
Kulit apel mengandung serat terbanyak dibanding daging apel. Tapi, sebelum menyantap apel beserta kulitnya pastikan apel telah tercuci bersih. Hingga hilang segala residu atau bahan kimia yang menempel di kulitnya.
Apel ukuran sedang dengan kulit mengandung 4,4 gram serat. Tanpa kulit, apel hanya memiliki 2,1 gram serat. Tak cukup untuk memenuhi aturan sebagai makanan dengan cukup serat. Peraturan internasional mengharuskan makanan berserat minimal mengandung 3 gram serat.
Kulit apel tinggi vitaminnya. Apel ukuran sedang dengan kulitnya memiliki 8,4 mg vitamin C dan 98 international unit (IU) vitamin A. Buang kulit apel dan kandungan vitamin C menyusut ke 6,4 mg dan 61 IU vitamin A.
Menyantap apel juga akan membantu bila memiliki problema dengan pernapasan. Tapi, hanya jika kulit apel turut dimakan. Komponen yang bertanggung jawab dalam apel terkait pernapasan adalah quercetin. Dan, ya, quercetin paling banyak ditemukan di kulit.
Studi menyatakan orang yang makan lima atau lebih apel dalam sepekan akan memiliki kerja fungsi paru-paru yang lebih. Semua berkat efek quercetin.
Quercetin juga membantu melindungi memori otak. Antioksidan di dalamnya tampaknya bisa melawan kerusakan tisu dalam otak yang erat kaitannya dengan penyakit Alzheimer.
Kulit apel juga membantu menghindari penyakit kanker. Studi yang dilakukan pada 2007 oleh Cornell University menunjukkan adanya triterpenoids dalam kulit apel. Triterpenoids mampu membunuh sel kanker sesuai hasil penelitian laboratorium. Triterpenoids akan bekerja di liver, serta sel kanker usus dan payudara.
Manfaatnya berlanjut. Kulit apel merupakan rumah bagi ursolic acid, yakni senyawa yang penting dalam upaya mengurangi obesitas. Ursolic acid membantu pembentukan otot dan lemak tertentu, yang dibutuhkan tubuh untuk membakar kalori lebih banyak. Apel beserta kulitnya pun dipercaya bisa membantu mengurangi risiko obesitas.