REPUBLIKA.CO.ID, NEGARA -- Suntik silikon ilegal dan membahayakan kesehatan, disinyalir marak di kalangan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan Kabupaten Jembrana, Bali.
"Kami pernah mendengar adanya praktik suntik ilegal silikon tersebut, tapi sayangnya sampai saat ini tidak ada yang melapor, baik ke kami maupun kepolisian, sehingga kami sulit melacak pelakunya," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, dr Putu Suasta, MKes, saat dikonfirmasi di Negara, Rabu (5/3).
Informasi yang dihimpun, suntik silikon yang dilakukan orang tanpa sertifikat keahlian ini, tidak hanya dilakukan pada bagian tubuh yang sudah umum seperti wajah dan payudara, tapi juga kemaluan laki-laki.
Beberapa laki-laki yang ingin alat vitalnya bertambah besar, rela membayar Rp 400 ribu hingga Rp 700 ribu, untuk disuntik silikon tanpa tahu efek negatif bagi kesehatan mereka.
Bahkan, dari kalangan masyarakat beredar kabar, ada salah seorang warga di Kecamatan Negara, yang terpaksa dilarikan ke RSU Sanglah, Denpasar, karena mengalami pembusukan pada alat vitalnya yang disuntik silikon tersebut.
"Suntik silikon, apalagi dilakukan orang yang tidak memiliki keahlian. sangat berbahaya. Kalau bagian alat vital yang disuntik, efeknya adalah infeksi atau pembusukan, sehingga harus dilakukan amputasi," ujar Suasta.
Karena tidak ada laporan resmi dari masyarakat yang dirugikan, ia mengaku, hanya bisa mengingatkan saat pertemuan langsung baik di dusun-dusun maupun sekolah.
"Bahaya yang diakibatkan tidak hanya infeksi, tapi juga rawan tertular HIV/AIDS, karena jarum yang digunakan untuk memasukkan silikon belum tentu steril," katanya.
Ia berharap, warga yang dirugikan dengan praktek ini melapor ke polisi, agar pelakunya bisa diringkus, sehingga tidak merugikan warga lainnya.
Menurutnya, dari sisi apapun, praktik suntik silikon tanpa mematuhi standar dan syarat yang ditentukan, adalah pelanggaran terhadap hukum dan kesehatan masyarakat.
"Silikon itu harus terus menerus diganti saat masanya habis, dengan biaya yang cukup tinggi. Bagi masyarakat yang sudah menggunakan, apalagi pada bagian alat vitalnya sangat berbahaya ke depannya. Tidak hanya impoten, tapi juga bisa diamputasi," ujarnya.