REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pakar Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barata (Sumbar) Prof. Dr. Rizanda Machmud menyatakan kabut asap yang menyelimuti wilayah Sumbar perlu diwaspadai. Penanganan cepat dan tepat sangat dibutuhkan.
"Kabut asap kiriman dapat memicu meningkatkan penyakit yang dialami penderita asma, apalagi kalau ditambah dengan debu. Maka perlu menjadi perhatian," kata Ketua Program Studi Pasca Sarjana (S2) Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unand Padang, Rizanda Machmud di Padang, Selasa (11/3).
Ia mengatakan kabut asap yang semakin bertambah beberapa hari terakhir perlu tindakan cepat dilakukan pemerintah daerah dalam hal ini instansi terkait, mengingatkan masyarakat agar waspada. Selain itu, tak kalah pentingnya Dinas Kesehatan baik di provinsi maupun kabupaten dan kota perlu melakukan pendataan terhadap warga yang sudah terkena dampak kabut asap.
"Kalau ada data masyarakat terkena dampak kabut asap dapat dihimpun bagi pemerintah daerah, sehingga dapat dijadikan bahan komplen terhadap provinsi tetangga," katanya.
Sebab, sebagian dari anak-anak sudah terserang Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Ispa) dan demam serta mengalami kekeringan tenggorokan maka sebaiknya masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah. "Masyarakat harus memperhatikan dan mengingatkan anak-anak untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, karena rentan terhadap kondisi pernapasan. Dampak kabut asap dapat meningkatkan angka kematian bayi/balita," katanya.
Jika kabut asap kiriman makin menjadi di wilayah Sumbar, dampaknya bisa menimbulkan gejala paru-paru dan hal itu tentu akan lebih berbahaya terhadap kesehatan masyarakat. Ia menyebutkan dengan kondisi cuaca sekarang perlu upaya pencegahan dengan memperbanyak minum air putih dan mengkonsumsi buah-buahan serta sayur-sayuran.
Pola konsumsi demikian, guna membuat ketahanan tubuh dan penting pula diperbanyak istirahat serta makan. "Masyarakat penting melapor ke instansi terkait kalau terkena dampak kabut asap tersebut, serta didukung pencegahan dengan berbekal pengobatan sendiri," katanya.
Deswita (38) warga Kuranji Padang mengatakan akibat kabut asap yang kian padat di wilayah Padang, sehingga membuat anaknya enggan untuk berangkat sekolah dan keinginan demikian tidak dilarang.
"Dalam kondisi cuaca yang tak bersahabat sekarang, biarlah anak-anak libur sekolah guna menghindari dampak yang lebih buruk akibat kabut asap. Sudah tiga hari mengalami batuk," katanya.