REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru menunjukkan konsumsi alkohol --meskipun dalam jumlah kecil-- ketika trisemester pertama kehamilan akan meningkatkan risiko prematur pada bayi atau tiba-tiba janin Anda akan mengecil.
Peneliti dari Universitas Leeds di Inggris melaporkan temuan mereka di Journal of Epidemiology and Community Health.
Dilansir dari Medical News Today, Kamis (13/3), ketika wanita hamil minum alkohol, maka alkohol itu akan melintasi plasenta dan menghasilkan konsentrasi yang hampir sama dampaknya antara ibu dan janinnya.
Tak heran jika Kementerian Kesehatan Inggris merekomendasikan wanita amil tidak boleh minum alkohol sama sekali di masa kehamilannya.
Peneliti Leeds mengambil sampel 1.264 wanita hamil berusia 18-25 tahun di Leeds. Usia ini dinilai berisiko rendah mengalami komplikasi kelahiran. Semua responden mengisi sampel makanan dan seberapa sering mereka meminum alkohol, jenis apa, dan kapan mengonsumsinya.
Hasilnya, ketika bayi mereka lahir, 13 persen di antaranya mengalami kekurangan berat badan 4,4 persen lebih kecil dari yang diharapkan, kemudian bayi mereka prematur atau mengecil 4,3 persen di bawah normal.
Peneliti membuktikan wanita yang minum lebih dari dua gelas alkohol per pekan memiliki risiko janin kecil dua kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak minum alkohol sama sekali.
Lebih dari setengah (53 persen) dari responden minum lebih dari dua gelas alkohol per pekan pada trisemester pertama kehamilan, dan hampir 40 persennya mengatakan mereka minum alkohol lebih dari 10 gelas per pekan.
"Kehamilan adalah masa-masa khusus dimana masuk akal apabila wanita manapun harus menghindari dirinya dari alkohol," kata peneliti di Leeds, Janet Code.