Jumat 28 Mar 2014 15:34 WIB

Larangan Rokok Tekan Angka Kelahiran Prematur

Bayi prematur/ilustrasi
Foto: senseandsustainability.net
Bayi prematur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Larangan merokok di tempat umum membantu menurunkan kelahiran bayi prematur hingga 10 persen, demikian hasil riset dari Amerika Serikat dan Eropa.

Sebuah riset yang dimuat dalam jurnal kedokteran The Lancet menyebutkan pengaruh aturan larangan merokok berbeda di masing-masing negara. Namun secara keseluruhan, efeknya positif pada kesehatan anak di seluruh dunia.

"Riset kami menunjukkan bahwa larangan merokok merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan anak-anak kita," kata peneliti Pusat Ilmu Kesehatan Masyarakat Edinburg, Jasper Been yang memimpin riset tersebut, seperti dikutip reuters, Jumat (28/3)

Ia mengatakan, temuan itu akan membantu mempercepat penetapan undang-undang larangan merokok di kota-kota, negara-negara dan daerah-daerah lain yang belum memberlakukan larangan itu.

Undang-undang yang melarang merokok di tempat umum seperti bar, restoran, perkantoran, dan tempat-tempat kerja lain dalam riset sebelumnya sudah terbukti menjaga kelompok dewasa dari ancaman kesehatan yang berkaitan dengan perokok pasif.

Berdasar Organisasi Kesehatan DUnia (WHO), tembakau membunuh sekitar 6 juta orang per tahun di seluruh dunia, termasuk lebih dari 600 ribu bukan perokok yang mati akibat paparan asap rokok.

Hingga 2030, jika tren ini terus berlanjut, WHO memperkirakan kematian akibat tembakau bisa mencapai 8 juta orang per tahun.

Hanya 16 persen populasi dunia yang saat ini dilindungi oleh undang-undang anti merokok, dan 40 persen anak-anak di seluruh dunia masih terpapar asap rokok ini, kata WHO.

Para pakar kesehatan masyarakat berharap bahwa semakin banyak negara di Eropa dan seluruh dunia mengadopsi aturan yang lebih ketat terkait larangan merokok di tempat umum ini, keuntungan di sektor kesehatan akan segera menjadi kenyataan.

Riset yang dimuat dalam The Lancet pada Jumat itu menganalisa data lebih dari 2,5 juta kelahiran dan hampir 250 ribu kedatangan ke rumah sakit dengan keluhan asma. Riset komprehensif ini merupakan yang pertama kali dilakukan untuk melihat bagaimana aturan larangan merokok mempengaruhi kesehatan anak-anak.

Dengan hasil dari lima studi pelarangan lokal di Amerika Utara dan enam studi pelarangan nasional di Eropa, ditemukan bahwa angka kelahiran prematur dan kasus asma di rumah sakit turun 10 persen dalam setahun sejak larangan merokok itu diberlakukan.

"Bersama dengan keuntungan kesehatan bagi orang dewasa yang sudah diketahui, studi kami memberikan bukti nyata bahwa larangan merokok memberi keuntungan kesehatan bagi kelahiran bayi dan kesehatan anak-anak," kata Been.

Ia mengatakan riset tersebut juga memberikan "dukungan kuat bagi rekomendasi WHO untuk menciptakan lingkungan bebas asap rokok pada tingkat nasional."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement