REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki sembilan tradisional SPA yang sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk kesehatan dan kecantikan ke mancanegara dan juga dapat dikembangkan sebagai salah satu daya tarik turis mancanegara datang ke Indonesia.
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Firmansyah Rahim mengatakan sembilan tradisional SPA Indonesia yang memiliki karakteristik sendiri yakni Batangeh SPA asal Minang, Sumatera Barat, Oukep SPA dari Sumatera Utara, Tangas SPA dari Betawi, Bakera SPA dari Minahasa, Tellu Sullapa SPA dari Bugis.
Selain itu, lanjutnya, ada juga Jawa SPA, Bali SPA, Batimung SPA dari Banjar, Kalimantan Selatan, serta So o'so SPA dari Madura. "Selain itu, konferensi nasional ini diharapkan ada kesepakatan bersama nama pengganti SPA. Karena SPA itu merupakan kata yang berasal dari Belgia," kata Dirjen.
Ada lima nominasi nama pengganti SPA yakni So'Oso yang artinya kebersihan fisik adalah untuk mendapatkan keseimbangan kesehatan fisik dan psikis. Nominasi kedua Bertangas, artinya mandi uap dengan herbal asli Indonesia dang berfungsi menyehatkan.
Ketiga, Tellu Sulapa Eppa, artinya segi empat, manusia mempunyai empat elemen kejadian manusia, empat kualitas alam sekitar manusia dan empat substansi cairan yang menyusun tubuh manusia. Keempat, Tirsa artinya air yang memberi kehidupan dan kesehatan. Kelima, Husada Tirta, artinya sehat dengan air.
"Jika berhasil terpilih maka nama itu akan menjadi brand atau merek produk kecantikan dan SPA Indonesia di luar negeri," tambah Dirjen.
Konferensi nasional Tradisional SPA ini bertujuan meningkatkan potensi SPA tradisional lainnya. "Yang dikenal di luar negeri adalah Jawa SPA yang dipopulerkan oleh Mooryati Soedibyo dan Mustika Ratu dan Bali SPA yang dipopulerkan oleh DR Martha Tilaar dan Sariayu, padahal masih banyak produk kesehatan dan kecantikan dari daerah lain yang bisa dikembangkan dan dijual serta menjadi daya tarik turis datang ke Indonesia," ujar Dirjen Firmansyah.
Konferensi ini menghadirkan Mooryati Soedibyo, pendiri dan pemilik Mustika ratu dan franchise SPA Taman Sari Royal Heritage Spa and Java Princess yang sudah punya delapan cabang di mancanegara, Wulan Tilaar, anak dari DR Martha Tilaar, pendiri dan pemilik dari Sariayu, Direktur Bina Pelayanan Kesehatan DR HR Dedi Kuswenda, dan Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus dan MICE Akhayaruddin.
Konferensi nasional tradisional SPA yang pertama kali diadakan ini berhasil mengundang 150 peserta dari DPP ASPI (Asosiasi Spa Indonesia), ASTI (Asosiasi SPA Terapis Indonesia), INDSPA (Indonesia Spa Professional Association), BSWA (Bali SPA & Wellness Association), pebisnis SPA dan hotel serta sembilan kepala dinas kabupaten.