Sabtu 10 May 2014 06:58 WIB

Kenali Efek Samping dari Trauma Tidur

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Tidur. Ilustrasi
Foto: daily mail
Tidur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Trauma bisa digambarkan sebagai luka fisiologis atau kerusakan batin yang dihasilkan dari peristiwa menyedihkan, seperti pemerkosaan, kecelakaan mengerikan, dan penyerangan lain secara seksual. Trauma juga dialami ketika tidur, mulai dari mimpi buruk hingga insomnia. Depresi adalah kombinasi terburuk utama.

ROLers, mari secara singkat kita bahas mengenai efek samping dari berbagai trauma tidur, dilansir dari Easy Good Health, Jumat (9/5):

1. Insomnia

Trauma otak yang terlalu banyak menerima stimulasi menyebabkan akumulasi zat kimia di saraf, seperti adrenalin dan epinephrine. Ini mengarah ke gangguan saraf otonom, keseimbangan, peningkatan gangguan tidur, dan kesehatan yang rentan.

Akibatnya, mereka yang terkena trauma ini akan mengalami insomnia. Tandanya adalah seseorang sering terbangun ketika tidur dan tidak bisa tidur lagi. Orang yang insomnia juga harus mengatasi kelelahannya disiang hari dan mengalami gangguan kognitif karena tidak bisa beristirahat tenang dimalam hari.

2. Mimpi buruk

Korban trauma ini mengalami kilas balik dan pikiran menyedihkan dari peristiwa yang menyebabkan mereka trauma. Hal ini menyebabkan kecemasan yang ekstrem dan gelisah. Kilas balik ini terjadi selama tidur dalam bentuk mimpi buruk. Mimpi buruk itu sangat menakutkan sampai membuat seseorang takut untuk tidur. Hal ini terutama terjadi pada bayi dan remaja. Fobia tidur menambah daftar lain dari masalah tidur. Mimpi buruk juga bisa disertai dengan gangguan pergerakan, dimana tak jarang seseorang berjalan ketika tidurnya.

3. Ketergantungan obat

Kebanyakan orang yang trauma tidur akhirnya beralih mengonsumsi obat tidur atau alkohol untuk mengurangi efek psikologis dan fisinya. Namun, obat tidur biasanya memiliki efek buruk. Bahkan, beberapa dari penderita trauma tidur meninggal tak berdaya karena terlampau banyak mengonsumsi pil tidur.

Orang yang mengalami trauma tidur biasanya lebih suka memutuskan tidur disiang hari. Tidur disiang hari itu tidak masalah, selama Anda tidak menjalankan aktivitas lain, seperti sekolah atau bekerja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement