REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ahli dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB Dr drh Trioso Purnawarman mengingatkan bahwa daging sebagai sumber protein hewani bisa membahayakan kesehatan jika salah dalam penanganannya. "Gangguan kesehatan akibat salah penanganan tersebut di antaranya sakit perut, muntah-muntah dan diare," katanya melalui Kantor Humas IPB di Bogor, Jawa Barat, Sabtu kemarin.
Kondisi itu, katanya, karena daging memiliki nilai pH berkisar 5,3 sampai 6,2, aktivitas air lebih besar 0,98, kadar air 75,5 persen dan kandungan protein mencapai 18 persen. Ia menjelaskan bahwa dalam kehidupan modern seperti sekarang, banyak yang ingin serba praktis termasuk dalam penyimpanan daging.
Karena itu, ia memberikan sejumlah kiat bagaimana memperlakuan daging yang benar, sehingga sumber protein itu bermanfaat secapa optimal.
Trioso Purnawarman menyarakan agar membeli daging yang sebelum dan sesudah pemotongan diperiksa dokter hewan atau paramedis kesehatan hewan dan menyegerakan diolah atau disimpan dengan baik. Kemudian, memisahkan daging dengan bahan pangan lainnya, serta mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang daging. Selain itu, menyimpan daging di lemari pendingin pada suhu di bawah minus 4 derajat Celsius.
Ia menambahkan khusus untuk penyimpanan daging domba atau kambing segar maksimal tiga hari, sedangkan untuk daging ayam segar dua hari dan daging giling sehari. Menurut dia, jika ingin lebih lama daging bisa disimpan dengan dibekukan di "freezer" dengan suhu lebih rendah pada minus 18 derajat Celsius.
Untuk daging sapi dan domba atau kambing segar kuat berkisar enam sampai sembilan bulan, dan untuk daging ayam segar enam bulan, daging giling tiga bulan. "Daging mempunyai sifat mudah rusak, sehingga perlu perlakuan khusus dalam penyimpanannya," demikian Trioso Purnawarman.