Ahad 15 Jun 2014 12:11 WIB

Konsumsi Buah dan Sayur Masyarakat Masih Rendah

Rep: Ari Lukihardiyanti/ Red: Muhammad Hafil
Sayuran organik
Foto: Prayogi/Republika
Sayuran organik

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih jauh dari angka ideal yang ditetapkan badan pangan dunia (FAO). Padahal Indonesia termasuk juga Jawa Barat merupakan penghasil buah dan sayur yang sangat besar dan beragam.

"Potensi ini belum berkorelasi dengan tingkat konsumsi karena belum memenuhi apa yang dipersyaratkan badan pangan dunia,'' ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Ferry Sofwan Arief dalam acara pembukaan Festival Keanekaragaman Makanan Berbahan Baku Lokal Jawa Barat, Etnic Food Festival, belum lama ini.

Ferry mengatakan, FAO mensyaratkan konsumsi buah dan sayur idealnya 65,75 kg per kapita per tahun. Sementara, orang Indonesia baru 40 kg perkapita per tahun. 

Padahal, kata Ferry, potensi luar biasa dimiliki Jawa Barat.  Di antaranya,  sebagai salah satu daerah dengan kontribusi produksi buah yang sangat besar di Indonesia. Buah-buahan dari Jabar misalnya saja alpukat memberikan kontribusi sebesar 30 persen terhadap produksi nasional. Jambu biji sekitar 32 persen, buah manggis berkontribusi 41 persen, dan pisang sekitar 20 persen.

"Banyak orang-orang dari luar Indonesia menganggap manggis sebagai buah eksotis dari negara tropis," katanya.

Untuk mendorong jumlah konsumsi buah dan sayur ini, kata Ferry, harus didukung oleh kreatifitas dan inovasi industri secara terus menerus. Tak hanya itu kualitas produk, penyajian serta kemasan pun harus dibuat menarik agar mampu bersaing terutama menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.

"Itulah kenapa festival ini digelar di mall, dalam rangka mendorong pelaku usaha kami, supaya punya kepercayaan diri untuk bersaing dengan produk lainnya," katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan, selain kemasan, yang tak kalah penting dan harus diperhatikan adalah higienitas dan kehalalan produk tersebut. Sebab saat ini banyak produk diragukan untuk dikonsumsi. Bahkan belakangan juga ada, daging celeng yang diduga akan masuk ke Jawa. 

''Ini yang harus diwaspadai, kehalalan makanan tersebut. Harus fokus jangan sampai makanan yang diolah meragukan untuk kita konsumsi," katanya.

Sementara untuk pasar, menurut Deddy, para pelaku usaha tidak perlu khawatir. Karena Jawa Barat merupakan pasar yang sangat besar dengan 45 juta penduduknya. Walaupun ke depan, Ia berharap tidak harus di Jabar saja tapi jadi komoditi ekspor. Produsen, jangan takut pasar. Apalagi, banyak wisatawan luar masuk ke Jabar. 

''Jadi pasarnya sudah ada, tinggal modifikasi dan kreatifitas supaya berbeda dengan yang lain. Potensi bahan baku juga sudah banyak," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement