Rabu 25 Jun 2014 12:22 WIB

Depresi Bisa Bikin Gagal Jantung

Rep: C83/ Red: Djibril Muhammad
Depresi
Foto: .
Depresi

REPUBLIKA.CO.ID, NORWEGIA -- Depresi tidak hanya berpengaruh pada kesejahteraan mental seseorang, tapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan Euro Heart Care terhadap 63 ribu warga Norwegia. Orang yang mengalami depresi akan kehilangan kenikmatan dalam hidup dan akan merasakan kesedihan yang mendalam terhadap suatu hal.

Para peneliti mencatat aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan tekanan darah, serta peringkat tingkat depresi mereka dengan menggunakan skala depresi. Pada akhir penelitian, sebanyak 15 ribu dari 63 ribu peserta mengalami gagal jantung.

Hasil penelitian menunjukkan individu yang tidak mengalami depresi atau yang mengalami gejala depresi ringan akan mengalami peningkatan risiko gagal jantung sebesar lima persen. Sedangkan individu yang menderita depresi berat mengalami peningkatan risiko gagal jantung sebesar 40 persen.

Individu yang memiliki tingkat depresi yang tinggi cenderung memiliki gaya hidup kurang sehat, seperti obesitas dan merokok.

Ms Lise Tuset Gustad, seorang peneliti dan perawat di Norwegia, mengatakan depresi dapat memicu hormon stres. "Jika sedang stres kita akan merasa denyut nadi naik dan napas akan cepat, hal tersebut karena hasil dari hormon yang dilepaskan," ujarnya seperti dilansir yahoo.com.

Ia menambahkan, hormon ini akan terus menyebabkan inflamasi dan aterosklerosis, yang keduanya dapat menyebabkan penyakit jantung.

Individu yang mengalami depresi berat akan sulit untuk mengikuti nasihat orang lain terkait perubahan gaya hidup.  Hal tersebut membuat mereka lebih mudah untuk mengalami gagal jantung.

Gustad, bersama dengan timnya, berharap temuannya itu ini dapat membantu individu yang mengalami  tanda-tanda awal depresi untuk segera mencari bantuan. Gejala-gejala awal depresi adalah kehilangan minat dan hilangnya kesenangan dalam hal-hal yang selalu disenangi.

"Mengobati depresi tidak selalu dengan obat, berbicara dengan seseorang yang profesional juga sudah cukup," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement