Selasa 05 Aug 2014 14:02 WIB

Belajar Bahasa Asing Dapat Perlambat Penuaan Otak

Rep: c83/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi otak manusia.
Foto: Indianexpress.com
Ilustrasi otak manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, SKOTLANDIA -- Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Edinburgh, Skotlandia menyebutkan belajar bahasa kedua atau bahasa asing dapat memiliki efek positif pada otak apalagi jika proses pembelajaraan dilakukan pada saat dewasa.

Temuan menunjukkan mereka yang berbicara dua atau lebih bahasa memiliki kemampuan kognitif secara signifikan lebih baik . Efek terkuat yang terlihat yaitu pada kecerdasan umum dan membaca.

Penelitian ini dilakukan antara tahun 2008 hingga 2010, dengan melibatkan 262 individu yang berusia 11 tahun hingga 70 tahun. Hasil dari penelitian ini dipublikasikan dalam junnal Annals of Neurology.

Dengan menggunakan data dari tes kecerdasan pada 262 individu yang berusia 11 tahun.  Studi ini melihat bagaimana perubahan kemampuan kognitif peserta ketika diuji kembali saat dewasa.

Semua peserta mengatakan mampu berkomunikasi setidaknya satu bahasa lain selain bahasa Inggris. Dari kelompok tersebut, 195 orang  belajar bahasa kedua sebelum berusia 18 tahun. Sedangkan 65 orang lainnya belajar bahasa kedua setelah melewati usia 18 tahun.

"Jutaan orang di seluruh dunia memperoleh bahasa kedua mereka di kemudian hari, Studi kami menunjukkan bilingualisme yang diperoleh di masa dewasa, mungkin bermanfaat bagi penuaan otak," ujar Dr Thomas Bak seperti dilansir BBC.

Dr Thomas Bak mengakui temuan dari penelitian yang ia lakukan masih memiliki kekurangan. "Penelitian ini menimbulkan banyak pertanyaan, seperti apakah belajar lebih dari satu bahasa juga bisa memiliki efek positif yang sama pada penuaan kognitif dan apakah aktif berbicara bahasa kedua adalah lebih baik daripada hanya mengetahui bagaimana berbicara itu," ujarnya.

Namun, Dokter Alvaro Pascual profesor kedokteran dari Harvard Medical School di Boston, AS, mengatakan Studi epidemiologi menjadi langkah awal yang penting dalam memahami dampak dari belajar bahasa kedua dan penuaan otak.

"Penelitian ini membuka jalan untuk studi kausal masa depan bilingualisme dan pencegahan penurunan kognitif," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement