REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Gerakan seribu pendukung ibu menyusui meriahkan pada puncak Pekan ASI Dunia Kota Pontianak tahun 2014, di Gedung Pontianak Convention Center, Kamis.
"Pemberian ASI bayi bagi bayi di seluruh Indonesia masih harus terus dilakukan sosialisasi, karena masih banyak yang belum mengetahui manfaat ASI baik bagi bayi dan ibu, termasuk tenaga kesehatan," kata Pakar ASI Nasional dr Utami Roesli saat menjadi narasumber pada talk show gerakan seribu pendukung ibu menyusui di Pontianak.
Salah satu manfaat ibu menyusui, yakni mengurangi risiko ibu-ibu atau kaum perempuan terkena kanker payudara, termasuk risiko pada si bayi, katanya.
"Justru dalam ASI ada kandungan anti kanker, sehingga meskipun ibunya sedang sakit kanker, tetap boleh menyusui, karena dalam ASI itu ada anti kanker," ungkapnya.
Malah, menurut dia kalau bayinya tidak disusui, anaknya malah tidak bisa bertahan lebih dari satu bulan sejak dia lahir, kata Utami.
"Pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, bahkan kalau bisa hingga usia bayinya dua tahun, maka si bayi akan berpotensi cerdas, karena ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal," katanya.
ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit, diantaranya diare, infeksi usus, penyakit pernapasan dan sebagainya. Pemberian ASI dilakukan sejak sejam setelah bayi dilahirkan atau Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Multi Junto Bhatarendro menyatakan pemberian ASI eksklusif di kota itu baru mencapai 62,40 persen atau di bawah target pemerintah pusat sebesar 80 persen.
"Pemerintah Kota Pontianak terus mendorong agar pemberian ASI eksklusif di Kota Pontianak terus bisa ditingkatkan, salah satunya dengan dukungan dikeluarkannya payung hukum dalam bentuk Perwa," katanya.
Multi menjelaskan Pemkot Pontianak sudah menerbitkan Peraturan Wali Kota No. 71/2012 sebagai landasan hukum dan perlindungan dan terjaminnya pemberian ASI eksklusif pada seluruh bayi di Pontianak.
"Dengan harapan ke depannya, setiap bayi di Kota Pontianak mendapat ASI eksklusif minimal enam bulan dan diberikan makanan pendamping dengan tetap memberikan ASI hingga usia dua tahun, sehingga Pontianak memiliki sumber daya manusia sehat dan cerdas," ungkapnya.