REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Jumlah penderita penyakit kanker di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Fasilitas kemoterapi pun semakin beragam, salah satunya Chemo Center yang dikembangkan oleh Omni Hospital Pulomas.
“Fasilitas Chemo Center terbaru ini menjamin pasien merasa safety dengan layanan komprehensif, mulai dari diagnosa, konsultasi hingga tindakan, yang terintegerasi dalam satu fasilitas,” terang Direktur Omni Hospital Pulomas dr. Maria Theresia Yulita MARS, dalam rilisnya, Rabu (10/9).
Mereka memperhatikan enam prinsip Benar dalam tindakan pemberian kemoterapi. Yaitu, benar pasien, benar rute, benar obat, benar waktu, dan dokumentasi. Dalam pemberian obat, misalnya, baik premedikasi, obat kemoterapi dan post-medikasi harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.
Maria mengakui, sangat diperlukan pelaksanaan kemoterapi yang aman dan sesuai prosedur. Lantaran efek samping yang dapat timbul dalam pelaksanaan kemoterapi berlaku bagi pasien, petugas kesehatan, dan lingkungan di sekitarnya.
Kelebihan Chemo Center ini adalah adanya kesempatan pasien untuk memperoleh second opinion dari Top Role Model Doctors di Jepang, yang telah bekerja sama dengan Omni Hospitals. Baik di bidang radiologi maupun onkologi.
“Semua informasi medis pasien dikirim melaluo teleradiologi, sehingga dokter kanker di Jepang, dapat menganalisa kondisi pasien serta memberikan rekomendasi teknik pengobatan secara cepat dan tepat,” papar Maria.
Hasil second opinion dapat diberitahukan kepada pasien setelah lima hari kerja dari pengiriman data. Kriteria pasien yang mendapatkan kesempatan untuk second opinion adalah pasien yang sudah lama terdiagnosa kanker maupun yang baru, yang sesuai dengan kriteria Omni Hospitals.
Data Riskesdas Kemenkes RI pada tahun 2013, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 jiwa per 1000 penduduk, dengan prevalensi tertinggi menyerang jenis kelamin perempuan.