Rabu 10 Sep 2014 14:25 WIB

Depresi Berat Bisa Picu Seseorang Bunuh Diri

Percobaan bunuh diri (ilustrasi)
Foto: Abc News
Percobaan bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Psikiater dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta drAgung Kusumawardhani, SpKJ (K) mengatakan bahwa depresi berat bisa mempengaruhi orang untuk bunuh diri.

Agung menjelaskan komponen-komponen depresi yang bisa mempengaruhi orang untuk bunuh diri yaitu mood atau perasaan, perilaku, dan pikiran.

Menurut dia, perasaan selalu sedih dan putus asa otomatis menyebabkan perubahan perilaku, membuat orang kurang aktif dan bahkan cenderung lebih suka mengurung diri di dalam rumah.

Selain itu, ia melanjutkan, pikiran orang depresi yang selalu negatif dan pesimis, seperti merasa diri lebih jelek dan tidak ada orang yang peduli dengan kehidupannya, juga bisa mempengaruhi orang untuk memilih mengakhiri hidup.

"Kalau diobati ketiga komponen itu dapat membaik, namun komponen pikiran butuh waktu lama agar sembuh," katanya, Selasa (9/9).

"Seharusnya keluarga dari pasien harus menjaga dan memonitoring selama proses pengobatan," tambah dia.

Menurut Agung, orang yang mengalami depresi harus menjalani perawatan khusus di rumah sakit karena setiap saat mereka akan mencari cara untuk mengakhiri hidup.

Di rumah sakit, ia menjelaskan, tenaga kesehatan akan mengecek penderita depresi setiap 15 menit dan mengajak mereka berbicara, mengajak mereka berpikir positif dan berusaha menghilangkan pikiran untuk bunuh diri.

"Mereka harus tetap dijaga dan diawasi karena saat-saat tertentu mereka dapat bunuh diri," katanya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement