REPUBLIKA.CO.ID, Depresi bisa berawal dari berbagai tekanan hidup yang dihadapi seperti masalah ekonomi, pekerjaan, dan penyakit. "Tekanan atas masalah yang dia pikir tidak bisa dia pecahkan. Kemudian, penyakit yang panjang dengan rasa sakit yang terus menerus yang tidak bisa dia hadapi, karena rasa sakit adalah sumber stres, merasa tidak punya harapan hidup," ujar psikolog Rima Olivia.
Ia mengatakan ketika merasa tidak berharga dan dicintai, seseorang tidak lagi merasa hidup yang dijalani bermakna sehingga cenderung bunuh diri. Hubungan keluarga yang tidak harmonis dan pertemanan yang biasa.
"Kualitas hubungan dia dengan orang lain tidak membuat dia merasa berharga, tidak saling mengisi kekosongannya, terus merasa dalam desakan tekanan. Kalau diri sendiri tidak merasa disayangi, tidak merasa berharga ya tidak apa-apa dong mati aja," katanya.
Rima menjelaskan, depresi bisa memunculkan perasaan tidak mampu menjalani kehidupan yang bisa mempengaruhi orang untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Ketika berada di puncak keputusaan, menurut dia, seseorang bisa memilih mengambil jalan pintas untuk menghilangkan beban dengan mengakhiri hidup, bunuh diri.
"Kalau misalnya support-nya tidak cukup kuat, dia akan masuk ke dalam pusaran paling bawah, makin gelap, makin tidak punya harapan, merasa tidak ada jalan keluar," katanya.