Jumat 12 Sep 2014 07:25 WIB

43 Persen Orang Indonesia Miliki Gigi Sensitif

Rep: MG ROL 25/ Red: Indira Rezkisari
Dalam konferensi pers Sensodyne, kemarin, terungkap sebanyak 43 persen orang Indonesia memiliki gigi sensitif.
Foto: MG ROL 25
Dalam konferensi pers Sensodyne, kemarin, terungkap sebanyak 43 persen orang Indonesia memiliki gigi sensitif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jumlah penderita gigi sensitif di Indonesia ternyata cukup banyak. Akibatnya, makin banyak pula terjadi perubahan sikap karena harus menahan ngilu di gigi.

Studi yang dilakukan IPSOS Tracking Study

pada 2013 menyebutkan bahwa jumlah penderita gigi sensitif di

Indonesia mencapai 43%. Fakta ini menjelaskan banyaknya masyarakat yang masih belum bisa

menikmati aktivitas yang berkualitas, seperti makan, bekerja, dan

paling penting berkumpul bersama keluarga dan kawan.

Berdasarkan hal tersebut, GlaxoSmithKline (GSK) Oral Healthcare dengan

merek Sensodyne, mengusung gerakan ‘Enjoy Tanpa Ngilu’. Melalui

gerakan ini, Sensodyne melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam mengatasi gigi sensitif, sehingga

penderitanya bisa membebaskan diri menikmati makanan, dan

bersosialisasi.

“Gerakan ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini,” ujar

Adisti Nirmala, Marketing Manager GSK, dalam konferensi pers Sensodyne

“Kumpul Seru Enjoy Tanpa Ngilu”, Jakarta, Kamis (11/9).

Menurut Adisti, masyarakat Indonesia sangat gemar mengobrol sambil

makan bersama. Sehingga, jika gigi sensitif menyerang, tentunya akan

mengganggu dua aktivitas yang sudah lekat dalam karakter masyarakat

Indonesia. Tak ayal, penderitanya merusak suasana yang sudah demikian

hangat, karena perubahan mood.

“Juga berhati-hati memakan makanan asam, panas, atau dingin,” tambah

Jehezkiel Martua, Oral Healthcare Expert GSK.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement