REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru menemukan bahwa mengonsumsi delapan porsi susu kaya lemak, krim, keju, dan mentega per hari bisa menurunkan risiko terkena diabetes tipe dua sekitar 23 persen. Satu porsi berarti 200 ml susu atau yogurt, 20 gram keju, 25 gram krim dan tujuh gram mentega.
Hasil temuan ini menguatkan temuan studi lain yang menunjukkan, lemak dalam susu lebih menyehatkan dibandingkan lemak jenuh lainnya dan dapat melindungi tubuh dari diabetes tipe dua.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti melibatkan 27 ribu orang partisipan berusia 45 dan 75 tahun. Mereka meneliti para partisipan ini selama 14 tahun. Selama penelitian, sekitar hampir tiga ribu orang berisiko mengembangkan diabetes tipe dua.
Selama studi, para peneliti memperhitungkan berbagai faktor seperti kebiasaan merokok, berat badan, aktivitas fisik, diet dan asupan kalori yang mempengaruhi munculnya risiko diabetes.
Hasil studi memperlihatkan, 30 ml krim per hari berhubungan dengan 15 persen lebih rendah risiko seseorang menderita diabetes. Kemudian, 180 ml yogurt kaya lemak mengurangi risiko diabetes sebesar 20 persen bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.
Namun, studi ini tidak menemukan hubungan antara susu rendah lemak dan diabetes.
Di samping itu, studi yang dipresentasikan pada Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) di Wina, Australia ini juga menemukan, mengonsumsi daging setiap hari meningkatkan risiko diabetes. Bahkan, konsumsi daging rendah lemak dapat meningkatkan risiko diabetes pada tingkat yang lebih tinggi.
Berdasarkan studi ini, mereka yang mengonsumsi 80 gram daging rendah lemak, meningkat risikonya menderita diabetes sebesar 20 persen dibandingkan orang yang mengonsumsi daging lebih sedikit.
Sementara itu, orang yang mengonsumsi 90 gram daging kaya lemak berpeluang menderita diabetes sekitar sembilan persen dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi daing.
"Pengamatan kami dapat mengklarifikasi temuan sebelumnya mengenai lemak makanan dan makanan yang mengandungnya (lemak) berhubungan dengan diabetes tipe dua," ujar penulis utama studi dari Lund University Diabetes Center di Swedia, Dr. Ulrika Ericson.
"Penurunan risiko pada asupan produk susu tinggi lemak, bukan produk susu rendah lemak, menunjukkan lemak susu setidaknya (sebagian) menjelaskan hubungan antara asupan susu dan diabetes tipe dua," tambahnya seperti dilansir Telegraph.
Di sampung itu, lanjut Dr. Ericson, asupan daging juga berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes terlepas dari kandungan lemak.
Menurut dia, temuan dalam studi ini menunjukkan, bebeda dengan lemak hewani pada umumnya, lemak khusus dalam produk susu mungkin memiliki peran mencegah diabetes tipe dua.