REPUBLIKA.CO.ID, Renang tergolong olahraga yang paling bagus ketimbang olahraga lainnya. Sebab, berenang merupakan aktivitas fisik yang paling banyak menggunakan otot-otot tubuh. Berenang juga baik untuk kesehatan organ jantung dan paru-paru dan berperan besar dalam penyembuhan nyeri punggung.
Tidak semua orang cocok untuk menekuni olahraga air ini. Mereka yang menderita osteoporosis justru lebih cocok berjalan kaki dan bersepeda ketimbang renang.
Sebab, pada saat berenang, badan cenderung akan mengapung. Ketika berjalan di dalam air pun, berat badan akan menjadi lebih ringan sehingga berenang tidak akan memberi pengaruh pada perbaikan kondisinya. “Akan tetapi, berenang dapat meredakan nyeri punggung yang jamak dialami penderita osteoporosis,” kata dr Michael Triangto SpKO.
Selain itu, berenang pun dapat melatih tubuh agar tidak mudah lelah. Berenang juga disarankan bagi orang yang obesitas karena mampu membakar kalori dalam jumlah cukup besar. Setelah latihan renang seseorang akan merasakan lapar.
“Untuk itu, latihan renang harus dibarengi dengan pola makan teratur,” ujar dokter yang berpraktik di Klinik Slim+Health.
Perempuan yang sedang hamil pada dasarnya boleh berenang selama tak berdampak negatif pada janinnya. Akan tetapi, ibu hamil tidak boleh terlalu banyak melakukan gerakan renang. Berenanglah secukupnya saja, tanpa memforsir tubuh.
Sementara itu, perempuan yang sedang haid juga tidak masalah apabila ingin berenang. “Syaratnya, ia tidak sedang dalam kondisi nyeri haid atau sedang mengeluarkan darah yang cukup banyak,” papar Michael.
Kapan waktu yang tepat untuk belajar renang? Sesungguhnya, tidak ada patokan usia untuk mulai belajar renang. Michael bahkan merekomendasikannya pada anak untuk berenang sedini mungkin, tentu saja dengan tahapan yang berbeda. Bayi tentunya berenang tidak untuk berolahraga, tetapi sebatas untuk memberikan stimulasi dan mengajaknya menikmati kegiatan menyenangkan. Kelak, ketika anak sudah berusia enam tahun, ia akan mampu menangkap materi dasar teknik berenang.