REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Penyakit hepatitis selama ini kurang menjadi perhatian masyarakat untuk ditanggulangi. Padahal dampaknya bagi tubuh sangat fatal hingga menyebabkan kematian.
"Penularan hepatitis B kini mirip dengan penularan HIV/AIDS," kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Ghufron, Ahad (21/9).
Penularan hepatitis B ini, menurutnya, terjadi melalui penggunaan jarum suntik yang sama, transfusi darah, maupun hubungan seksual, dari ibu hamil ke bayinya. Sedangkan hepatitis A menular lewat makanan yang tidak bersih. Misalnya, saja ada lalat menempel di feses orang terkena hepatitis A, lalu lalat itu hinggap di makanan, maka orang yang makan bisa terkena hepatitis A.
Wamenkes mengajak masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan dan melakukan pencegahan terhadap hepatitis. Sama layaknya seperti pada HIV/AIDS. Lantaran jumlah penderita hepatitis di Indonesia mencapai 28,5 juta orang termasuk penderita hepatitis B dan C. Prevalensi hepatitis di Indonesia juga telah mencapai 9,4 persen.
Artinya, sebanyak satu orang dari 10 penduduk Indonesia terkena hepatitis. "Hepatitis ini punya dampak serius, seseorang yang terkena hepatitis dan tidak diobati maka akan berakhir dengan sirosis hati atau kanker hati," katanya.
Kalau sudah menjadi sirosis hati, ujar Ali, maka hatinya sudah mengeras sehingga jaringan hati tidak berfungsi. Sedangkan kalau terkena kanker hati pada umumnya penderita hanya bertahan selama enam bulan.