Ahad 28 Sep 2014 00:20 WIB

Setiap Tahun 55 Ribu Orang Meninggal karena Rabies

 Petugas Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta menyuntikkan vaksin Rabies kepada kucing peliharaan warga di Perumahan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Rabu (3/9).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Petugas Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta menyuntikkan vaksin Rabies kepada kucing peliharaan warga di Perumahan Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Rabu (3/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Penyakit rabies tersebar lebih dari 150 negara. Lebih dari 55 ribu orang meninggal karena rabies setiap tahun dan sebagian besar terjadi di Asia dan Afrika.

“40 persen dari orang-orang yang digigit oleh hewan rabies adalah anak di bawah usia 15 tahun,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K), Ahad (28/9).

Selain anjing, air liur dari monyet dan kucing adalah sumber penularan dari sebagian besar kematian rabies pada manusia. Tjandra menjelaskan, penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya ini termasuk penyakit menular akut.

Rabies menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus dan akan mengakibatkan kematian serta dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia.

“Setiap tahun, lebih dari 15 juta orang di seluruh dunia menerima vaksinasi pasca pajanan untuk mencegah timbulnya penyakit ini, karena hal ini diperkirakan dapat mencegah ratusan ribu kematian rabies setiap tahunnya,” jelas Tjandra.

Rabies disebabkan oleh lyssa virus dari golongan Rhabdovirus yang terdapat dalam air liur hewan penular rabies. Bentuknya seperti peluru. Ukurannya sangat kecil dan tidak bisa dilihat oleh mata biasa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement