REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Edy Rizal Wachyudi, SpPD KGer mengatakan penyakit herpes zoster (HZ) lebih berisiko pada usia lanjut atau lansia.
Edi dalam seminar yang bertajuk "Lansia Berpotensi Menderita Luar Biasa Akibat Nyeri Pasca Herpes Cegah dari Sekarang" di Jakarta, Selasa (30/9), mengatakan tingginya risiko karena menurunnya imunitas seiring bertambahnya usia.
"Kelompok lansia akan mengalami immunosenescence, yakni suatu kondisi di mana menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang, sehingga respon imun tubuh terhadap pertahanan infeksi kuman dan virus menurun," katanya.
Hal itulah, lanjut dia, menjelaskan mengapa kelompok lansia menjadi lebih mudah terkena infeksi, bahkan sering disertai komplikasinya dibandingkan kelompok berusia muda. Selain itu, Edy menambahkan, pada lansia berpotensi besar untuk sulit dalam melakukan pengendaliannya bila sudah terinfeksi yang akan meningkatkan angka kesakitan kelompok tersebut.
"Sehingga, nyeri pasca herpes (NPH) yang merupakan komplikasi paling umum dari herpes zoster (NPH) dapat menimbulkan luar biasa bagi pasien lanjut usia," katanya.
Dia menjelaskan pengobatan terhadap NPH tidak lah mudah dan hanya sedikit yang dilaporkan merasakan keberhasilan pengobatan. Edy menyebutkan usia yang berisiko terkena herpes zoster mulai dari usia 50 tahun ke atas, namun tidak tertutup kemungkinan usia muda juga bisa terserang.
Dia mengatakan Indonesia merupakan negara dengan percepatan usia lanjut tertinggi di dunia sebanyak 25 juta jiwa, meskipun dari segi jumlah masih kalah dengan Tiongkok dan India.
Sementara itu, lanjut dia, salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu negara adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH). Di Indonesia, UHH terus meningkat dari 66,2 tahun pada 2004, 70.6 tahun (2009) dan 72 tahun (2014).
"Dengan meningkatnya populasi lansia di Indonesia serta meningkatnya usia harapan hidup, kesehatan dan kualitas hidup lansia juga lebih menjadi sorotan, salah satu penyakit herpes zoster," katanya.
Edy menjelaskan herpes zoster adalah kondisi dimana tubuh terkena cacar air yang disebabkan oleh virus varisela.
Cacar tersebut berbeda dengan herpes simplex karena berurut berdasarkan dermatom, artinya pola kulit yang sejajar tidak menyebar, biasanya di sisi kiri atau kanan saja.
Herpes zoster umumnya terjadi pada seseorang yang ketika pada saat muda telah terserang cacar air. Jadi, virus varisela tersebut mengalami fase "tidur" selama bertahun-tahun dan pertahanannya menurun, namun meningkat dan muncul lagi ketika usia lanjut seiring menurunnya sistem imun.
Prevalensi NPH di 13 rumah sakit pendidikan Indonesia sepanjang 2011-2013, terdapat sebanyak 593 kasus (26,5 persen) dari total kasus herpes zoster 2.232 kasus.
Dari jumlah tersebut 250 kasus dialami kelompok usia 45-64 tahun dan 140 kasus pada kelompok usia 65 tahun ke atas.