REPUBLIKA.CO.ID, -- Perempuan yang menghabiskan sebagian besar waktu untuk duduk dan istirahat ternyata punya risiko lebih tinggi untuk memperpendek umur. Terutama bila usianya semakin tua.
Hal ini diungkap melalui sebuah studi terbaru. Peningkatan risiko kematian dini tetap berlaku bahkan setelah memperhitungkan faktor-faktor potensial lainnya. Faktor itu misalnya seperti penyakit kronis, faktor kebugaran secara keseluruhan, dan mobilitas fisik.
Dengan temuan ini, maka menambah bukti baru bahwa duduk terlalu lama menimbulkan sejumlah penyakit. Asumsinya, jika sehat dan aktif secara fisik, itu yang akan menjadi tameng bagi tubuh. Bahkan jika tetap menghabiskan sejumlah besar waktu dengan duduk setiap hari.
"Dalam melakukannya Anda jauh lebih dilindungi dari efek kesehatan negatif yang menetap daripada yang Anda sadari," kata peneliti asisten Profesor Ilmu Gizi di Ekologi Manusia Cornell University College, Rebecca Seguin.
Studi ini dipublikasikan dalam American Journal of Preventive Medicine. Seguin dan timnya menganalisis 92.234 wanita yang mengalami pascamenopause pada 50 dan 79 tahun di awal penelitian. Dari studi itu, mereka rata-rata menghabiskan 9-10 jam sehari dengan duduk.
Selama masa tindak lanjut, para peneliti, mengamati kira-kira 12 tahun untuk menemukan hubungan antara menghabiskan lebih banyak waktu yang menetap (tidak termasuk tidur) dengan risiko kematian. Hal itu termasuk penyakit jantung, penyakit jantung koroner dan kanker.
Secara khusus, wanita yang menghabiskan lebih dari 11 jam beristirahat atau duduk setiap hari memiliki risiko 12 persen lebih tinggi kematian dini akibat penyebab apa pun. Itu dibandingkan dengan wanita yang menghabiskan empat jam atau lebih sedikit beristirahat atau duduk setiap hari.