REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA—Dibandingkan HIV, virus yang satu ini telah lebih banyak membunuh orang. Namanya Human Papilloma Virus atau HPV. HPV merupakan virus penyebab utama kanker serviks atau leher rahim, yakni jenis kanker yang membunuh satu perempuan Indonesia dalam setiap jam.
Meski berbahaya, pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap virus yang satu ini terbilang masih rendah. Konsultan Bidang Onkologi Gibekologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dr. Brahmana, Sp.OG. Onk (K) menyampaikan, rendahnya perhatian publik terhadap HPV telah mengakibatkan banyak nyawa melayang sia-sia.
Dia menggambarkan, 70 persen penderita kanker serviks di Indonesia baru berobat setelah menderita stadium lanjut. Menurut Brahmana, dalam fase tersebut, penderita tidak bisa dioperasi dan penyembuhan relatif sulit dilakukan.
Padahal, menurut Brahmana, kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling dapat dicegah. Berbeda dengan kanker payudara atau paru-paru yang masih sulit diprediksi, alur infeksi HPV pada kanker serviks telah diteorikan para ahli.
Menurut Brahmana, perubahan sel, dari normal menjadi kanker berkisar dari delapan hingga 15 tahun. “Cara mencegahnya mudah, pertama vaksinasi, yang bisa menurunkan risiko hingga 80 persen. Kedua, dengan tes pap smear secara berkala,” ujar Brahmana dalam seminar tentang HPV di Surabaya, Kamis (9/10).
Brahmana melanjutkan, di sejumlah negara maju, vaksin HPV sudah diwajibkan oleh pemerintah. Dia menyayangkan, di Indonesia, vaksin tersebut masih belum dikenal luas.
Selain mempromosikan vaksinasi vaksin HPV, seminar yang diprakarsai lembaga riset kesehatan dan perusahaan farmasi Merck Sharp & Dome (MSD) tersebut juga meluncurkan situs HYPERLINK "http://www.guardyourself.com"www.guardyourself.com.
Melalui laman tersebut, diharapkan masyarakat, khususnya perempuan tergerak untuk melakukan vaksinasi HPV sedini mungkin. Di rumah sakit dan klinik, vaksinasi HPV sudah tersedia dengan biaya Rp 2 hingga 3 juta per paket, yakni tiga kali vaksin di bulan 0, ke-2, dan ke-6.