Rabu 12 Nov 2014 03:42 WIB

Dokter Indonesia Pimpin Penelitian Kunci Tidur Sehat di AS

Rep: c14/ Red: Hazliansyah
Seorang pria sedang tertidur.
Foto: www.buzzoop.com
Seorang pria sedang tertidur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim peneliti otak dari University of California, Irvine, Amerika Serikat, menemukan mekanisme penting terkait faktor histaminergik dan hormonal sebagai penentu proses tidur manusia. Tim ini dipimpin oleh Dr Taruna Ikrar, seorang neurosaintis asal Indonesia.

"Riset kami menemukan, hormon Melanin-concentrating (MCH) mengatur fungsi fisiologis manusia terkait relaksasi tubuh dan perasaan," kata Dr Taruna Ikrar dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (11/11).

Dr Taruna Ikrar menjelaskan, timnya menggunakan teknik laser Photostimulation, untuk membuktikan proses transgenetik protein di otak manusia. Menurutnya, otak yang mengalami induksi MCH akan mendapatkan label protein neuron sehingga memengaruhi reseptor sel saraf. Kemudian, reseptor ini bertanggung jawab memberikan rangsangan tidur. 

"Hasil rekaman elektrofisiologi terhadap otak pun menunjukkan, histamin sangat menghambat MCH," jelas Dr Taruna.

Selanjutnya, sistem histaminergik dan hormonal manusia diketahui juga memengaruhi Ascending Reticular Activity System(ARAS). ARAS inilah yang mempertahankan seseorang untuk terus terjaga (tidak tidur). 

Tim Dr Taruna juga menemukan, bila pembentukan serotonin terhambat, maka kesadaran manusia akan dalam kondisi terjaga. Adapun lokasi yang punya banyak sistem serotonin ini ada di batang otak. Serotonin berhubungan dengan pengaturan irama tidur, sebagaimana diamati dari gerakan mata (rapid eye movement, REM).

Kualitas tidur manusia juga dipengaruhi oleh sistem saraf yang mengandung norepineprin di batang otak. Kerusakan sel otak pada lokus cereleus sangat memengaruhi penurunan REM. Maka, mengonsumsi obat-obatan peningkat aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan orang sulit tidur.

"Gangguan tidur tampak pada orang-orang yang menderita depresi sehingga terjadi pemendekan laten REM," kata Dr Taruna.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya, kata Dr Taruna, adalah pengaruh hormon terhadap siklus tidur. Adapun hormon yang dimaksud antara lain ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus. 

Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter, norepinefrin, dopamin, dan serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan jaga.

Kesimpulannya, Dr Taruna merekomendasikan, jika ingin mendapatkan kualitas tidur yang baik, keseimbangan hormonal tubuh mesti dijaga. Khususnya, terkait hormon jenis MCH dan kadar histamin tubuh. 

"Dengan menjaga kualitas tidur, kualitas kehidupan kita pun semakin baik," pungkas Dr Taruna Ikrar.

Adapun rincian penemuan ini diterbitkan pada Journal Physiology dengan judul "Histamine Inhibits the Melanin-concentrating Hormone System: Implications for Sleep and Arousal." 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement