REPUBLIKA.CO.ID, Perokok tidak mengenal batas aman saat mengisap sebatang rokok dan menghirup asapnya. Carolyn Dresler, MD, MPA, pakar kanker paru dari Amerika Serikat, mengatakan jika perokok ingin mengurangi risiko terpapar kanker paru, maka ia harus berhenti merokok.
Carolyn, di sela-sela Asia Pacific Lung Cancer Conference di Kuala Lumpur, 6-8 November 2014, mengatakan ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker paru. ''Durasi merokok adalah yang paling berbahaya,'' katanya. Yang dimaksud Carolyn durasi adalah berapa lama seseorang telah merokok. Dan, saat ini generasi muda telah merokok di usia yang lebih muda lagi. Bahkan sejak umur 12 tahun.
''Usia saat mulai merokok, berapa banyak per hari, durasi, karakteristik rokok apakah itu filter, low atau high tar, juga perilaku merokok apakah ia menghisap asap rokok dalam-dalam atau tidak, semua jadi faktor yang meningkatkan risiko kanker,'' ujar Carolyn.
Ia mengatakan, rokok memiliki 7.000 bahan kimia di dalamnya. Sebanyak 70 macam bahan kimia tersebut mengandung karsinogen, atau senyawa pemicu kanker. Carolyn mengatakan, rokok merupakan produk yang direkayasa menggunakan teknologi tinggi.
Rokok pun sulit ditinggalkan karena rokok menyebabkan penghisapnya kecanduan. Carolyn menerangkan cara kerja nikotin di otak. ''Nikotin dalam rokok dibakar lalu dihirup paru-paru, masuk ke jantung. Dalam waktu beberapa belas detik saja nikotin sudah sampai ke otak. Ini adalah candu yang paling kuat,'' katanya menjelaskan.
Orang yang berusaha berhenti merokok pun kesulitan mencari cara untuk tak lagi merokok. Nicotin patch atau tempelan nikotin memiliki efek menyampaikan nikotin ke otak setelah empat jam. Sedangkan nikotin dalam bentuk permen atau kunyah juga baru akan memberi efek yang sama seperti merokok setelah mengunyahnya selama 20 hingga 40 menit. Sementara pada rokok, cuma butuh 7-12 detik agar nikotin sampai ke otak.
Tubagus Djumhana dari Departemen Hematologi dan Onkologi FKUI, yang ditemui di tempat yang sama, mengatakan di Tanah Air kanker paru bukan penyebab utama kematian karena kanker. ''Yang pertama kanker payudara, kanker serviks, lalu rongga tenggorokan, paru, terakhir usus besar. Itu lima besarnya,'' ujarnya.
Tetapi Tubagus menyetujui pendapat Carolyn yang mengatakan rokok tidak hanya menjadi penyebab kanker paru. Rokok, ujarnya, bisa menyebabkan penyakit di saluran cerna atas, jalur rokok terhisap, hingga jalur keluarnya. Menyebabkan kemungkinan kanker justru di berbagai bagian tubuh.